Minggu, 30 Desember 2012

Sikap di dalam keadaan yang tidak mendukung

MELAKUKAN PERUBAHAN BESAR.

Artikel ini berisi tentang:
Sejarah dan keadaan sebenarnya pada masa perubahan yang cukup drastis. Mengambil pelajaran dari pemilu gubernur DKI Jakarta 2012. Belajar dari Ali Sadikin, orang yang mengubah Jakarta dengan aksi yang kontroversial. Mencermati kisah METAFORIS, indonesia menang melawan penjajah dengan bambu runcing. Mengingat perasaan masa lalu tentang goncangan kebijakan yang kontroversial. Tindakan kontroversial yang penuh protes dan kecaman, namun membawa perubahan baik yang lebih besar. Filosofi utama dalam diri seorang pemimpin yang bisa melakukan perubahan besar. Pemimpin yang ingin melakukan perubahan tidak boleh mengikuti arus.


SIKAP DI DALAM KEADAAN YANG TIDAK MENDUKUNG.
Kemarin, saat saya menonton program Liputan 6 SCTV, mengenai kandidat Gubernur untuk DKI Jakarta (sekitar bulan oktober 2012), sedang dibahas mengenai kandidat gubernur terbaik semenjak masa presiden soekarno hingga sekarang. Berbagai sosok di tampilkan dengan berbagai hasil kepemimpinannya. Dari hasil survey, Ali Sadikin (gubernur DKI Jakarta periode 1966- 1977) yang diakui telah berhasil melakukan perubahan besar pada Jakarta. Banyak dari kitapun TIDAK mengetahui secara langsung mengenai kontroversi apa yang dulu di rasakan oleh rakyat DKI Jakarta di masa Ali Sadikin. Yang di ketahui oleh rakyat DKI Jakarta –dan di seluruh indonesia- saat ini hanyalah sebuah perubahan besar yang berhasil dilakukan. Tidak mengenai kontroversi maupun bagaimana perasaan rakyat DKI Jakarta di masa Ali Sadikin. Contoh kasus, Soekarno pernah di mendapati kontroversi mengenai rakyat indonesia yang di pekerjakannya sebagai Romusha di masa penjajahan Jepang. Soekarno pernah di kecam oleh banyak pihak; “Kenapa Bung Karno menyetujui tindakan Romusha dan –terlebih- mendukung tindakan tersebut”. “Mengapa dia juga turut serta dalam propaganda Jepang dan memerintahkan ribuan rakyat indonesia untuk bekerja paksa sehingga banyak dari mereka yang akhirnya mati !?”. lalu, ada pihak yang mengatakan “seharusnya Soekarno melawan program romusha jepang dan bersiap untuk melakukan pemberontakan melawan Jepang”. Ada juga yang dengan sok tahu mengatakan; “Langkah Soekarno itu salah. Seharusnya dia bisa melakukan diplomasi dengan Jepang sehingga program Romusha tidak usah di jalankan”. Saya terkadang tertawa sendiri jika mendengar celoteh orang yang tidak tahu mengenai kondisi apa yang sebenarnya terjadi di masa penjajahan Jepang. Enak banget mengatakan bahwa “Indonesia harus maju memberontak melawan penjajah jepang”. WOW, semudah itukah?. Hey bung, Jepang adalah negara adidaya di masa Perang Dunia 2 !, kekuatan militer mereka bahkan bisa mempora- porandakan Pearl Harbor. Apakah indonesia dengan bermodalkan semangat, keberanian dan bambu runcing semata bisa berhasil mengalahkan jepang?. Tentu saja Presiden Soekarno telah mempertimbangkan hal tersebut. Kisah kemerdekaan kita yang dengan bambu runcing melawan penjajah itu memang benar. Tapi, kita hanya melawan dengan bambu runcing. Bukan, MENANG dengan bambu runcing. Tanpa senapan mesin yang di lucuti dari Jepang, kita tidak akan bisa menangkis Agresi Militer Belanda 1.

Kembali ke perbincangan kita tadi. Soekarno terlibat kontroversi mengenai rakyat Indonesia yang di jeburkan ke program Romusha. Banyak pihak, banyak orang, yang kemudian membenci, menghujat dan mencibir tindakan Bung Karno tersebut. Saat ini, kita memang sulit membayangkan bagaimana rakyat indonesia memprotes tidak setuju dengan tindakan tersebut di tahun 1950 an. Tapi, di tahun 2012 ini, perasaan yang ada hanyalah “Indonesia telah berhasil merdeka”. Banyak orang tidak mengetahui bagaimana parahnya protes yang dilangsungkan rakyat indonesia dulu. Kembali ke Ali Sadikin. Bung Ali (Nama panggilan Ali Sadikin) melegalkan perjudian dan pelacuran. Dia menggunakan uang hasil perjudian dan pelacuran tersebut untuk membangun Jakarta. Monas, Ragunan, kemacetan bisa terkendali, dll. Coba anda bayangkan sekarang, apabila Gubernur DKI Jakarta Saat ini, yaitu Jokowi, MELEGALKAN PELACURAN?. Apa yang akan terjadi jika hal itu terjadi?. Pasti FPI akan  menggelar demo besar- besaran. Pasti media massa akan berteriak lantang mengabarkan berita ini kepada masyarakat, dan banyak sekali LSM yang akan menentang kebijakan ini. Kericuhan dimana- mana. Demonstrasi besar berkobar, dan kekacauan akan terjadi. Yap... !, begitulah kiranya kekacauan yang sama, yang terjadi di masa Ali Sadikin. Tapi toh, kemajuan pesat yang terjadi, bukan !?. Ada hal yang perlu anda ketahui disini Tuan- tuan dan Nyonya- nyonya. Adalah hal yang Omong Kosong, mencoba membuat perubahan besar tanpa diiringi kontroversi yang besar. Tapi, memang kebanyakan manusia –khususnya di Indonesia- menginginkan resiko kecil dan aksi kecil, lalu berharap perubahan besar yang lebih baik terjadi. Oleh sebab itu, kita semua tidak pernah mendapatkan perubahan besar !. Apa yang terjadi jika ada calon Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan bahwa “Saya akan membuat perubahan besar di Jakarta dengan membuka tempat Prostitusi dan Kasino". Saya juga akan meratakan kuburan umum dan akan saya gunakan sebagai rell kereta Api agar kemacetan bisa teratasi”. Tentu dia tidak akan DI PILIH !. Sadarkanlah diri kita saat ini, mengenai hal ini.

Okey, lanjut artikel ini ke dalam permasalahan kita. *** Sebelumnya, saya akan memberitahukan lagi kepada pembaca, bahwa artikel yang di posting di sini adalah mengenai “Perubahan Besar”. Bukan bagaimana caranya menjadi orang yang baik, berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa. Jadi, apabila anda ingin menjadi orang yang baik di lingkungan Anda, Anda tidak perlu melanjutkan membaca artikel ini. Karena saya yakin, anda akan menolak sudut pandang yang saya coba jelaskan secara ilmiah disini ***. Bagaimana bila teman- teman anda, sahabat anda, saudara anda dan keluarga anda, menolak prilaku, sudut pandang dan kebijakan anda yang dimana oleh MEREKA di anggap sebagai tindakan yang gila, bodoh, konyol, tidak beraturan dan tolol. Ini bukan mengenai hal yang LUMRAH/ NORMAL. Melegalisasikan pelacuran adalah tindakan yang akan di anggap GILA di masa sekarang. Anda melihat, kampanye yang dilakukan oleh Fauzi Bowo?. Dia menyodorkan solusi yang masuk akal untuk dilakukan. Dia menyodorkan solusi yang normal untuk dilakukan. Tapi, apakah ada perubahan besar yang terjadi?. ada perubahan yang terjadi. tapi, perubahan normal/ lumrah lah yang terjadi. Setidaknya, Fauzi Bowo bisa mengelola DKI Jakarta dengan baik. walaupun tidak ada perubahan besar, setidaknya tidak ada kemerosotan/ keadaan yang lebih parah dari yang sebelumnya. Nah, tidak ada yang perlu anda fikirkan apabila anda mencoba melakukan langkah besar. Lakukan langkah besar anda sesuai rencana anda. Jika Anda takut orang- orang akan mencaci anda, anda berarti belum siap untuk melakukan langkah besar. Jadilah orang yang keras kepala. Di dalam perubahan besar, selalu ada kontroversi. Jangan berharap orang akan mengerti anda. mereka tidak akan pernah mengerti. Orang- orang hanya menginginkan sesuatu hal yang enak, tanpa melalui kerja keras. Orang- orang menginginkan hasil yang besar, dengan resiko yang sangat kecil. Apa yang anda harapkan dari orang- orang seperti ini?. TIDAK ADA!. Jadilah diri sendiri. Jadilah orang yang keras kepala. Disini – menjadi Pemimpin yang ingin melakukan perubahan besar- bukan tempat sifat orang yang ragu- ragu dan mengikuti arus. Jika anda mengikuti arus, anda akan melakukan pengelolaan dengan baik. Tapi, tidak akan menghasilkan perubahan besar.

0 comments: