Artikel ini berisi tentang:
Mengapa
kehidupan membutuhkan keseimbangan?. Kutipan lain tentang sebuah bukti bahwa
kesulitan (penderitaan) adalah esensial kehidupan. Kehidupan ini seperti
lapangan Marathon. Semua pelari di haruskan berlari di lapangan Marathon
tersebut. pelari yang tidak mau berlari akan mendapatkan penderitaan yang lebih
besar. Orang yang bergerak maju memiliki nilai penderitaan yang lebih kecil.
Ilmu pengetahuan di dapatkan dari keterbatasan nya. Tidak ada batasan di dunia
ini. Einstein percaya ada sebuah angka di luar angka dasar 0, 1, 2, 3, dst.
Lapangan Marathon kehidupan memberikan fasilitas minuman setelah pelari berlari
dengan jarak tertentu. Nilai positif air putih yang di minum saat orang sedang
dehidrasi. Kesimpulan tentang keseimbangan kehidupan. Moral pertama kali di
perkenalkan di Yunani, dan yang pertama memperkenalkan nya adalah Plato.
Banyak
orang yang hanya sekilas saja mendengar kutipan ini, kemudian bisa tahu artinya. Namun, arti sebenarnya
merupakan sebuah cerminan yang sangat luas dan juga lebih mendalam lagi.
Mengapa
kehidupan membutuhkan keseimbangan?. Apakah akan selalu ada penderitaan di
dalam kehidupan manusia –dan juga semua makhluk yang hidup?. Saya pribadi
meyakini, bahwa penderitaan itu akan selalu ada dalam kehidupan ini. Bulan
Desember 2012 kemarin, saya menemukan sebuah kutipan lain namun esensial
(dasarnya) memiliki arti yang bersinggungan. Bunyi kutipan itu adalah “Bila
tidak ada musim dingin, maka musim semi tidak akan menyenangkan. Bila tidak ada
kesulitan, kebahagiaan juga tidak akan di dapatkan”. Untuk lebih memperjelas
arti makna kedua kutipan ini, saya menggambarkan bahwa kehidupan ini adalah
seperti sebuah lapangan Marathon. Dimana para pelarinya adalah semua makhluk
yang hidup di dunia ini. Tapi, lapangan ini mengharuskan para pelari nya untuk
bergerak maju (berlari). Mau tidak mau, pelari tersebut harus berlari. Mau
tidak mau, semua makhluk hidup harus bergerak maju. Bergerak maju yang saya
maksud adalah melakukan perkembangan diri dan memajukan peradaban di lingkungan
sekitarnya. Karena di dalam lapangan Marathon tersebut semua makhluk hidup DI
HARUSKAN bergerak maju, lantas apa yang terjadi pada makhluk hidup yang tidak
mau maju?. Padahal, dia dipaksa harus bergerak maju !... Ya, yang terjadi
adalah sebuah penderitaan yang jauh lebih besar. Orang yang tidak memiliki
keinginan untuk berlari, di haruskan untuk berlari. Seperti halnya, orang yang
tidak suka makan sambal, tapi di haruskan makan sambal. Atau, seorang pria yang
tidak menyukai wanita keturunan Negro, tapi di paksa menikahinya. Semua di
jalani dengan keterpaksaan. Dan karena makna esensial penderitaan itu adalah
“keinginan yang tidak sejalan dengan kenyataan hidup”, maka orang yang
melakukan hal dengan keterpaksaan sudah bisa di pastikan dia akan MENDERITA.
Lain
halnya dengan orang yang memiliki keinginan untuk bergerak maju. Dia akan
dengan senang hati menghadapi tantangan yang ada di hadapan nya. orang yang
benar- benar menyadari bahwa kehidupan memang membutuhkan sebuah kemajuan, dia
akan menghadapi berbagai macam kesulitan yang datang kepadanya dengan penuh
semangat. Dia menyadari arti sebuah
konsekuensi. Walaupun dia di haruskan memakan cabai ataupun cacing, dia akan
melakukan nya tanpa keterpaksaan, melainkan dengan semangat. Walaupun dia di
haruskan menikah dengan orang dari Etiophia, dia akan melakukan nya. walaupun
dia tidak cinta, dia akan tetap melakukan nya. ***OK, mohon maaf bila kalimat
yang saya tuliskan cukup membingungkan. Saya akan menjelaskan lebih lanjut lagi
mengenai “mengapa orang yang paham terhadap nilai kemajuan kehidupan ini
melakukan semua hal yang tidak di sukai dengan penuh semangat”*** Apabila
manusia bergerak maju, dia tentu akan menghadapi rival –manusia yang lain-
ataupun menghadapi alam –kenyataan hidup. Orang yang bergerak maju, tentu akan
menghadapi sebuah kesulitan. Saya tidak mengatakan, bahwa orang yang bergerak
maju akan melakukan semua hal dengan penuh semangat dan tidak menghadapi
penderitaan. BUKAN !, bukan itu yang saya maksud. Orang yang bergerak maju
tetap akan menghadapi penderitaan. Tapi, nilai dari penderitaan tersebut
tidaklah sama dengan orang yang menghadapi tantangan dengan keterpaksaan.
Nilainya lebih rendah !. Kesulitan yang dihadapi dengan semangat, akan
berlangsung lebih menyenangkan. Orang
yang menghadapi kesulitan, akan mendapatkan kemudahan setelahnya. Orang yang di
haruskan menikah dengan orang Negro, bila dia benar- benar sadar bahwa dia
harus menikahi orang Negro tersebut, dia akan lebih tabah menghadapi kenyataan yang tidak sejalan dengan
keinginan nya tersebut. ***Saya cukup yakin, anda masih tetap kebingungan
dengan makna hal ini. Penjelasan yang ilmiah terhadap hal ini ada di tempat
yang sangat jauh dari percakapan di artikel ini***.
Ilmu
pengetahuan di dapatkan dari keterbatasan nya. Apabila ada sebuah penjelasan
yang lebih luas lagi terhadap suatu hal yang melebihi penjelasan sebelumnya
–yang pernah ada, maka penjelasan yang sebelumnya itu akan di anggap salah
–meskipun penjelasan yang sebelumnya di anggap sebagai kebenaran mutlak yang
tidak dapat di pungkiri. Einstein berpendapat, bahwa “segala sesuatu hal di
dunia ini adalah tidak terbatas”. Semua hal bisa menjadi mungkin. Dan semua hal
bisa saja dilakukan. INGAT !... TIDAK ADA BATASAN ! –dan juga tidak ada aturan,
dasar dan ketetapan. Einstein pun tidak menyukai matematika dan angka. Dia
lebih menyukai IMAJINASI. Walaupun Einstein tidak bisa membuktikan adanya angka
di luar angka matematika dasar yaitu 0, 1, 2, 3 dst, tapi dia tetap meyakini,
ada angka di luar itu semua –di luar angka dasar Matematika!. Well, agar tidak lebih bingung, kita
kembali pada pernikahan dengan orang Negro tadi. karena tidak ada batasan, maka
semua hal bisa dilakukan. Bila seseorang yang menikah dengan orang Negro
tersebut melakukan nya, dia juga bisa melakukan hal lain lagi. Bila dia
meyakini TIDAK ADA BATASAN, bukankah akan menjadi lebih mudah bila dia kemudian
menceraikan orang kulit Negro tersebut kemudian menikah dengan orang Jepang
–yang dia sukai. INGAT !... TIDAK ADA BATASAN !.
Penjelasan
mengenai sebuah kenyataan yang harus di lakukan yang menimbulkan penderitaan,
namun bila di telaah lebih dalam lagi bisa menciptakan sebuah kebahagiaan baru,
telah saya jelaskan di atas. Sekarang, saya akan menambahkan sebuah nilai
positif (+) orang yang bergerak maju. Ternyata, lapangan Marathon yang saya
ceritakan di paragraf pertama memberikan fasilitas minum gratis jika pelarinya
sudah berlari sejauh jarak tertentu. Sungguh !, percayalah. Dunia ini akan
memberikan kemudahan setelah kesulitan. Setelah para pelari kelelahan, dia akan
mendapatkan minuman gratis. Minuman itu hanya sebuah air putih biasa. Tapi, apa
jadinya bila air putih itu di minum pada waktu kita sedang dehidrasi (sangat
haus). SANGAT SEGAR, BUKAN !. lain halnya apabila kita meminum air putih saat
kita bermalas- malasan menonton TV. Rasanya pasti membosankan dan tidak ada
yang spesial. Manusia –dan semua makhluk hidup- yang telah berjuang (bergerak
maju), akan mendapatkan kemudahaan setelah perjuangan nya selesai. Dan dia akan
mendapatkan KEBAHAGIAAN setelah perjuangan nya itu selesai. Itulah yang Albert Einstein sebut sebagai sebuah KESEIMBANGAN. Kita berjuang, menghadapi kesulitan
dan akhirnya mendapatkan KEBAHAGIAAN. Orang yang tidak mau berjuang, akan
menderita karena melalui semua kesulitan yang dunia ini berikan dengan keluh
kesal. Dan, karena dia tidak juga bergerak maju, maka dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan karena kesulitan nya tidak
pernah dia selesaikan. Meskipun kesulitan nya hilang dengan sendirinya, dia pun
tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang besar. Karena statusnya hanya JALAN DI
TEMPAT. Kesulitan hilang, tapi tingkatan pengetahuan nya masih sama. Dia akan
menghadapi apa yang di sebuat dengan rasa BOSAN. Itu tambahan nilai negatif (-)
yang akan di dapatkan oleh orang yang tidak akan bergerak maju. Dia akan
menghadapi KEBOSANAN. Karena dia tidak pernah melihat hal yang baru.
Sebuah
kebosanan yang saya maksud adalah sebuah hal yang jauh lebih mengerikan
daripada rasa bosan yang di ketahui banyak orang. Pernah suatu hari melalui situs sosial network, teman saya dari Italy mengatakan bahwa “Lebih dari sekedar rasa
cinta. Rasa ingin tahu menyebabkan seorang wanita kehilangan keperawanan
mereka”. Yap, cukuplah kita berbincang- bincang mengenai arti kebosanan disini.
Tapi, satu hal lagi yang perlu saya tekankan. Semua arti dasar kehidupan ini di
cetuskan juga oleh manusia. siapa sih yang mencetuskan nya?. Mari kita kembali
pada sejarah !. bukankah peradaban di dunia ini di mulai dari Negara Kota
Yunani. Lantas, siapa guru besar disana?. Ada banyak, di antaranya adalah
Archimedes, Aristoteles dan yang paling awal adalah Plato. Apakah Plato adalah
dewa?. BUKAN !. dia hanya manusia biasa –yang juga bisa melakukan kesalahan.
Namun, makna arti kehidupan yang telah di ajarkan nya memberikan sumbangan
peradaban manusia begitu besar hingga saat ini. tapi, mengingat esensial Ilmu
Pengetahuan adalah “Ilmu pengetahuan di dapatkan dari keterbatasan nya”, maka
tidak menutup kemungkinan bila ada sebuah ilmu pengetahuan yang lebih baik –dan
lebih jelas lagi- yang akan menggeser nilai ajaran moral dan sosial yang telah
di berikan oleh Plato.
Selesai.
0 comments:
Posting Komentar