Selasa, 01 Januari 2013

Hidup itu Seperti Mengendarai Sepeda. Untuk Tetap Seimbang, Kamu harus Bergerak Maju.

MENDALAMI KUTIPAN EINSTEIN TENTANG MAKNA KEHIDUPAN.

Artikel ini berisi tentang:

Mengapa kehidupan membutuhkan keseimbangan?. Kutipan lain tentang sebuah bukti bahwa kesulitan (penderitaan) adalah esensial kehidupan. Kehidupan ini seperti lapangan Marathon. Semua pelari di haruskan berlari di lapangan Marathon tersebut. pelari yang tidak mau berlari akan mendapatkan penderitaan yang lebih besar. Orang yang bergerak maju memiliki nilai penderitaan yang lebih kecil. Ilmu pengetahuan di dapatkan dari keterbatasan nya. Tidak ada batasan di dunia ini. Einstein percaya ada sebuah angka di luar angka dasar 0, 1, 2, 3, dst. Lapangan Marathon kehidupan memberikan fasilitas minuman setelah pelari berlari dengan jarak tertentu. Nilai positif air putih yang di minum saat orang sedang dehidrasi. Kesimpulan tentang keseimbangan kehidupan. Moral pertama kali di perkenalkan di Yunani, dan yang pertama memperkenalkan nya adalah Plato.



Banyak orang yang hanya sekilas saja mendengar kutipan ini, kemudian  bisa tahu artinya. Namun, arti sebenarnya merupakan sebuah cerminan yang sangat luas dan juga lebih mendalam lagi.
Mengapa kehidupan membutuhkan keseimbangan?. Apakah akan selalu ada penderitaan di dalam kehidupan manusia –dan juga semua makhluk yang hidup?. Saya pribadi meyakini, bahwa penderitaan itu akan selalu ada dalam kehidupan ini. Bulan Desember 2012 kemarin, saya menemukan sebuah kutipan lain namun esensial (dasarnya) memiliki arti yang bersinggungan. Bunyi kutipan itu adalah “Bila tidak ada musim dingin, maka musim semi tidak akan menyenangkan. Bila tidak ada kesulitan, kebahagiaan juga tidak akan di dapatkan”. Untuk lebih memperjelas arti makna kedua kutipan ini, saya menggambarkan bahwa kehidupan ini adalah seperti sebuah lapangan Marathon. Dimana para pelarinya adalah semua makhluk yang hidup di dunia ini. Tapi, lapangan ini mengharuskan para pelari nya untuk bergerak maju (berlari). Mau tidak mau, pelari tersebut harus berlari. Mau tidak mau, semua makhluk hidup harus bergerak maju. Bergerak maju yang saya maksud adalah melakukan perkembangan diri dan memajukan peradaban di lingkungan sekitarnya. Karena di dalam lapangan Marathon tersebut semua makhluk hidup DI HARUSKAN bergerak maju, lantas apa yang terjadi pada makhluk hidup yang tidak mau maju?. Padahal, dia dipaksa harus bergerak maju !... Ya, yang terjadi adalah sebuah penderitaan yang jauh lebih besar. Orang yang tidak memiliki keinginan untuk berlari, di haruskan untuk berlari. Seperti halnya, orang yang tidak suka makan sambal, tapi di haruskan makan sambal. Atau, seorang pria yang tidak menyukai wanita keturunan Negro, tapi di paksa menikahinya. Semua di jalani dengan keterpaksaan. Dan karena makna esensial penderitaan itu adalah “keinginan yang tidak sejalan dengan kenyataan hidup”, maka orang yang melakukan hal dengan keterpaksaan sudah bisa di pastikan dia akan MENDERITA.

Lain halnya dengan orang yang memiliki keinginan untuk bergerak maju. Dia akan dengan senang hati menghadapi tantangan yang ada di hadapan nya. orang yang benar- benar menyadari bahwa kehidupan memang membutuhkan sebuah kemajuan, dia akan menghadapi berbagai macam kesulitan yang datang kepadanya dengan penuh semangat.  Dia menyadari arti sebuah konsekuensi. Walaupun dia di haruskan memakan cabai ataupun cacing, dia akan melakukan nya tanpa keterpaksaan, melainkan dengan semangat. Walaupun dia di haruskan menikah dengan orang dari Etiophia, dia akan melakukan nya. walaupun dia tidak cinta, dia akan tetap melakukan nya. ***OK, mohon maaf bila kalimat yang saya tuliskan cukup membingungkan. Saya akan menjelaskan lebih lanjut lagi mengenai “mengapa orang yang paham terhadap nilai kemajuan kehidupan ini melakukan semua hal yang tidak di sukai dengan penuh semangat”*** Apabila manusia bergerak maju, dia tentu akan menghadapi rival –manusia yang lain- ataupun menghadapi alam –kenyataan hidup. Orang yang bergerak maju, tentu akan menghadapi sebuah kesulitan. Saya tidak mengatakan, bahwa orang yang bergerak maju akan melakukan semua hal dengan penuh semangat dan tidak menghadapi penderitaan. BUKAN !, bukan itu yang saya maksud. Orang yang bergerak maju tetap akan menghadapi penderitaan. Tapi, nilai dari penderitaan tersebut tidaklah sama dengan orang yang menghadapi tantangan dengan keterpaksaan. Nilainya lebih rendah !. Kesulitan yang dihadapi dengan semangat, akan berlangsung lebih menyenangkan. Orang yang menghadapi kesulitan, akan mendapatkan kemudahan setelahnya. Orang yang di haruskan menikah dengan orang Negro, bila dia benar- benar sadar bahwa dia harus menikahi orang Negro tersebut, dia akan lebih tabah menghadapi kenyataan yang tidak sejalan dengan keinginan nya tersebut. ***Saya cukup yakin, anda masih tetap kebingungan dengan makna hal ini. Penjelasan yang ilmiah terhadap hal ini ada di tempat yang sangat jauh dari percakapan di artikel ini***.

Ilmu pengetahuan di dapatkan dari keterbatasan nya. Apabila ada sebuah penjelasan yang lebih luas lagi terhadap suatu hal yang melebihi penjelasan sebelumnya –yang pernah ada, maka penjelasan yang sebelumnya itu akan di anggap salah –meskipun penjelasan yang sebelumnya di anggap sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat di pungkiri. Einstein berpendapat, bahwa “segala sesuatu hal di dunia ini adalah tidak terbatas”. Semua hal bisa menjadi mungkin. Dan semua hal bisa saja dilakukan. INGAT !... TIDAK ADA BATASAN ! –dan juga tidak ada aturan, dasar dan ketetapan. Einstein pun tidak menyukai matematika dan angka. Dia lebih menyukai IMAJINASI. Walaupun Einstein tidak bisa membuktikan adanya angka di luar angka matematika dasar yaitu 0, 1, 2, 3 dst, tapi dia tetap meyakini, ada angka di luar itu semua –di luar angka dasar Matematika!. Well, agar tidak lebih bingung, kita kembali pada pernikahan dengan orang Negro tadi. karena tidak ada batasan, maka semua hal bisa dilakukan. Bila seseorang yang menikah dengan orang Negro tersebut melakukan nya, dia juga bisa melakukan hal lain lagi. Bila dia meyakini TIDAK ADA BATASAN, bukankah akan menjadi lebih mudah bila dia kemudian menceraikan orang kulit Negro tersebut kemudian menikah dengan orang Jepang –yang dia sukai. INGAT !... TIDAK ADA BATASAN !.

Penjelasan mengenai sebuah kenyataan yang harus di lakukan yang menimbulkan penderitaan, namun bila di telaah lebih dalam lagi bisa menciptakan sebuah kebahagiaan baru, telah saya jelaskan di atas. Sekarang, saya akan menambahkan sebuah nilai positif (+) orang yang bergerak maju. Ternyata, lapangan Marathon yang saya ceritakan di paragraf pertama memberikan fasilitas minum gratis jika pelarinya sudah berlari sejauh jarak tertentu. Sungguh !, percayalah. Dunia ini akan memberikan kemudahan setelah kesulitan. Setelah para pelari kelelahan, dia akan mendapatkan minuman gratis. Minuman itu hanya sebuah air putih biasa. Tapi, apa jadinya bila air putih itu di minum pada waktu kita sedang dehidrasi (sangat haus). SANGAT SEGAR, BUKAN !. lain halnya apabila kita meminum air putih saat kita bermalas- malasan menonton TV. Rasanya pasti membosankan dan tidak ada yang spesial. Manusia –dan semua makhluk hidup- yang telah berjuang (bergerak maju), akan mendapatkan kemudahaan setelah perjuangan nya selesai. Dan dia akan mendapatkan KEBAHAGIAAN setelah perjuangan nya itu selesai. Itulah yang Albert Einstein sebut sebagai sebuah KESEIMBANGAN. Kita berjuang, menghadapi kesulitan dan akhirnya mendapatkan KEBAHAGIAAN. Orang yang tidak mau berjuang, akan menderita karena melalui semua kesulitan yang dunia ini berikan dengan keluh kesal. Dan, karena dia tidak juga bergerak maju, maka dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan karena kesulitan nya tidak pernah dia selesaikan. Meskipun kesulitan nya hilang dengan sendirinya, dia pun tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang besar. Karena statusnya hanya JALAN DI TEMPAT. Kesulitan hilang, tapi tingkatan pengetahuan nya masih sama. Dia akan menghadapi apa yang di sebuat dengan rasa BOSAN. Itu tambahan nilai negatif (-) yang akan di dapatkan oleh orang yang tidak akan bergerak maju. Dia akan menghadapi KEBOSANAN. Karena dia tidak pernah melihat hal yang baru.

Sebuah kebosanan yang saya maksud adalah sebuah hal yang jauh lebih mengerikan daripada rasa bosan yang di ketahui banyak orang. Pernah suatu hari melalui situs sosial network, teman saya dari Italy mengatakan bahwa “Lebih dari sekedar rasa cinta. Rasa ingin tahu menyebabkan seorang wanita kehilangan keperawanan mereka”. Yap, cukuplah kita berbincang- bincang mengenai arti kebosanan disini. Tapi, satu hal lagi yang perlu saya tekankan. Semua arti dasar kehidupan ini di cetuskan juga oleh manusia. siapa sih yang mencetuskan nya?. Mari kita kembali pada sejarah !. bukankah peradaban di dunia ini di mulai dari Negara Kota Yunani. Lantas, siapa guru besar disana?. Ada banyak, di antaranya adalah Archimedes, Aristoteles dan yang paling awal adalah Plato. Apakah Plato adalah dewa?. BUKAN !. dia hanya manusia biasa –yang juga bisa melakukan kesalahan. Namun, makna arti kehidupan yang telah di ajarkan nya memberikan sumbangan peradaban manusia begitu besar hingga saat ini. tapi, mengingat esensial Ilmu Pengetahuan adalah “Ilmu pengetahuan di dapatkan dari keterbatasan nya”, maka tidak menutup kemungkinan bila ada sebuah ilmu pengetahuan yang lebih baik –dan lebih jelas lagi- yang akan menggeser nilai ajaran moral dan sosial yang telah di berikan oleh Plato.
Selesai.




0 comments: