MENCERMATI KONDISI STATUS SOSIAL DI
DALAM MASYARAKAT.
Artikel ini berisi tentang:
Status
sosial di dunia. Kriteria dan contoh orang yang menguni piramida status sosial.
Alasan dan penjelasan “mengapa manusia tidak bergerak maju”. Pandangan hidup
Fasisme Klasik. Pengertian Fasisme Klasik dan Modern.
ALASAN MANUSIA TIDAK BERGERAK MAJU.
Status
sosial hampir sama seperti sebuah piramid. Bagian atas, di huni oleh orang yang
memiliki status sosial yang tinggi. Kita bisa menyebut orang- orang ini adalah
KALANGAN ATAS. Contohnya; artis papan atas, presiden, pengusaha besar, dll.
bagian tengah, di huni
oleh masyarakat kalangan menengah. Contohnya; pengacara,
anggota DPR tingkat provinsi, pengusaha perusahaan menengah, Manajer departemen,
dll. Bagian bawah adalah bagian yang paling besar, di huni oleh masyarakat
kalangan bawah yang meliputi; buruh, petani, pengemis, gelandangan, dll. ***
Devinisi atas piramida kehidupan sosial saya dapatkan dan saya salin dari buku
“THE RICH MAN FROM BABILON”, jadi mohon jangan tersinggung atas pengelompokan
status sosial yang saya tuliskan, karena itu tidak terlalu mewakili terhadap
keadaan yang sebenarnya, karena keadaan yang sebenarnya memiliki corak dan
ragamnya masing- masing***. Masyarakat kalangan bawah tentu menginginkan
menjadi masyarakat kalangan menengah. Begitu pula dengan masyarakat kalangan
menengah, ingin menjadi kalangan atas. Dan kalangan atas, melakukan pergulatan
mati- matian guna menduduki posisi tertinggi sebagai orang kalangan atas yang
memiliki status sosial tertinggi. Namun, mengapa kalangan masayarakat bawah
terkadang tidak ingin menjadi kalangan masyarakat menengah?, Jawaban nya
mungkin sederhana dan bisa di jawab oleh siapapun, namun yang ingin saya
tunjukan disini adalah sebuah rumusan/ filosofi dan keterangan yang lebih
tajam, mengapa hal tersebut terjadi.
Tidak melihat kegembiraan atas di
dalam status sosial yang lebih tinggi.
Orang
kalangan bawah tidak mau menjadi kalangan menengah karena dia tidak pernah
melihat kegembiraan yang terjadi di kalangan menengah. Ada pula tipe manusia
yang seperti ini juga. mereka biasanya adalah orang yang menutup diri terhadap
hal baru, selalu mengucapkan syukur dan takut melakukan atau mencoba hal baru.
dinamika ini juga terjadi di kalangan masyarakat menengah yang tidak mau
menjadi kalangan masyarakat atas.
Tidak berani menghadapi konsekuensi.
Atau
juga, orang- orang tidak mau mencoba naik posisinya ke status sosial yang lebih
tinggi dikarenakan; dia memang menginginkan memiliki status sosial yang lebih
tinggi. Namun, untuk mendapatkannya, dia harus menerima konsekuensi atas hal
yang dilakukannya. Dia melihat, penderitaan yang di hasilkan oleh
konsekuensinya lebih besar daripada kegembiraan yang mungkin akan dirasakan
nya. oleh sebab itu, dia mengurungkan niatnya untuk melangkah maju menuju
status sosial yang lebih tinggi. Contoh kasus saja: seorang buruh pabrik, ingin
memiliki mobil. Kalau dia mendapatkan mobil, dia akan di pandang sebagai orang
yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Secara otomatis, dia akan bangga
(bergembira) apabila orang- orang di sekitarnya menyebutnya demikian. Namun,
bila dia memiliki mobil, dia merasa tidak bisa mengemudikan nya. dia juga
bingung menaruh mobilnya dimana. Dia juga khawatir apabila mobil tersebut yang
harganya mahal digunakan dengan sekehandak hati teman- teman nya dan akhirnya
rusak. Atas dasar pertimbangan itulah, orang yang menginginkan status sosial
yang lebih tinggi tidak mau bergerak maju menggapai keinginan nya dikarenakan
melihat konsekuensi yang di akibatkan oleh status sosial lebih tinggi –yang
mungkin bisa di dapatkannya- hanya akan membawa penderitaan baru yang lebih
besar.
Tidak memiliki ketegaran dalam
melakukan perjuangan.
Alasan
terakhir ini yang lebih banyak terjadi; orang- orang tidak memiliki kemampuan
dan perjuangan yang lebih keras lagi untuk mendapatkan status sosial yang lebih
tinggi. Orang- orang ini kalah dengan keadaan dan tidak mampu menghadapi
keadaan buruk yang diakibatkan oleh perjuangannya.
Takut melakukan kegagalan.
Alsan
lain mengenai seseorang tidak ingin bergerak maju dan mendapatkan status sosial
yang lebih tinggi adalah karena dia takut melakukan kegagalan, kemudian di
benci oleh orang- orang di sekitarnya.
Keinginan yang lebih rendah daripada
tindakan.
Hal
lain yang mempengaruhi juga bisa dikarenakan keinginan bertindak yang lebih
lemah daripada keinginan nya mendapatkan impian. Hal ini sering di sebabkan
karena kurangnya motivasi dan kurang melihat kegembiraan yang bisa terjadi
apabila dia memiliki status sosial yang lebih tinggi. Apabila manusia tidak
melihat kegembiraan atas impian nya bila nanti tercapai, maka dia akan malas
untuk melakukan perjuangan.
Membandingkan keadaan nya dengan
kondisi orang di bwahnya.
Rasa
syukur memang membawa manusia pada kedamaian. Namun, setiap hal di dunia
memiliki cacat. Begitu pula dengan rasa syukur. Syukur membuat manusia tidak
memiliki motivasi untuk bergerak maju. Syukur membuat manusia rela di jajah, di
injak- injak dan di hina. Apabila anda sekarang ini adalah tipe masyarakat
menengah, dan ketika usaha anda untuk menjadi masyarakat atas gagal dilakukan,
lalu anda merasakan –dan mengucapkan- syukur, maka hati anda menjadi tenang
–dan andapun tidak berkeinginan untuk melanjutkan perjuangan anda kembali.
Merasa bahwa tempat tersebut adalah
tempat yang nyaman dan aman.
Saat
manusia bergerak ke posisi yang lebih tinggi karena sebuah motivasi –apapun
jenis motivasinya, dimana kemudian orang tersebut berhasil menggapai apa yang
di inginkannya, dia kemudian merasa tenang dan nyaman berada di posisi
tersebut. dia tidak memiliki keinginan kembali untuk melakukan perjuangan itu.
dia merasa sudah lelah dan merasa sudah beruntung ketika sampai di tempat
tersebut. oleh sebab itu, langkah nya untuk bergerak maju terhenti disini.
Takut semakin terpuruk.
Saat
manusia melakukan sebuah usaha, ada dua hal yang mungkin terjadi. bila dia
berhasil, dia akan senang karena mendapatkan status sosial yang lebih tinggi.
Apabila dia gagal, dia akan menderita karena status sosialnya turun. Orang yang
terus menerus melihat resiko yang dihadapinya, akan memunculkan ketakutan
ketika ingin melangkah. Dan ketakutan tersebut membawa orang itu TIDAK BERGERAK
MAJU atau diam di tempat.
Itulah
berbagai macam alasan dan keterangan mengapa orang tidak mau bergerak maju.
Namun, bagi saya pribadi, saya tidak pernah memikirkan mengenai kegembiraan apa
yang akan saya dapatkan apabila saya berhasil dan betapapun berat perjuangan
yang menanti. Saya adalah seorang Fasis. Jika saya sudah berjanji, maka saya akan
berkomitmen untuk bisa memenuhi janji yang telah terucap. Apapun yang terjadi.
Kegembiraan saya adalah ketika saya bisa memenuhi janji saya. tidak semata-
mata termotivasi karena kegembiraan atau mendapatkan status sosial yang lebih
tinggi. Orang- orang Fasis –seperti saya- memang sedikit di Indonesia ini.
tapi, apabila seluruh dunia di kumpulkan, jumlah orang Fasis mencapai ribuan
orang. Kelebihan dari Fasisme adalah orang tersebut mampu mengulangi kembali
perjuangannya walaupun dia telah mencapai posisi aman dan menyenangkan. Tidak
khawatir terhadap resiko maupun tantangan yang mungkin akan terjadi. Kelemahan
nya; mereka sering tidak bisa hidup bahagia karena merasa harus melangkah maju
terus. Well, setiap orang berhak
memilih jalan hidupnya masing- masing bukan !. dan menjadi sah- sah saja
apabila orang memilih untuk hidup banyak berjuang dan hanya menemukan sedikit
kegembiraan saja. Tapi, anda harus tahu. Walaupun orang- orang Fasis sering
tidak hidup bahagia atau merasa bahagia dalam kurun waktu yang pendek saja,
tapi kebahagiaan yang mereka rasakan sangat besar di waktu yang pendek
tersebut. Pandangan Fasis seperti ini adalah Fasisme Classic [lihat catatan
kaki 1- Fasisme Klasik]. Berbeda
dengan Fasisme modern [Lihat catatan kaki 2- Fasisme Modern].
Catatan kaki 1- Fasisme Klasik.
Fasisme
Klasik atau kuno, adalah sebuah pandangan hidup yang dimana harga diri terhadap
tujuan yang telah di tetapkan dalam hidup harus di wujudkan, bagaimanapun
caranya dan bagaimanapun terjalnya tantangan yang akan menghadang. Fasisme
klasik adalah sebuah pandangan individual. Berbeda dengan Fasisme Modern yang
memandang prilaku ini harus di lakukan di sebuah kelompok atau –biasanya-
negara.
Catatan Kaki 2- Fasisme Modern.
Sebuah
pandangan hidup bagi sekumpulan masyarakat untuk bersatu padu membuat suatu
kesatuan, dimana dengan adanya kesatuan tersebut akan menjadi sebuah kekuatan
yang lebih besar daripada kekuatan individual/ perseorangan. Fasisme Modern
juga di ibaratkan sebagai kesatuan antara ranting- ranting kecil, yang di ikat
menjadi satu sehingga lebih kuat.
0 comments:
Posting Komentar