Jumat, 01 Februari 2013

Alasan Manusia Tidak Bergerak Maju.

MENCERMATI KONDISI STATUS SOSIAL DI DALAM MASYARAKAT.

Artikel ini berisi tentang:
Status sosial di dunia. Kriteria dan contoh orang yang menguni piramida status sosial. Alasan dan penjelasan “mengapa manusia tidak bergerak maju”. Pandangan hidup Fasisme Klasik. Pengertian Fasisme Klasik dan Modern.

ALASAN MANUSIA TIDAK BERGERAK MAJU.
Status sosial hampir sama seperti sebuah piramid. Bagian atas, di huni oleh orang yang memiliki status sosial yang tinggi. Kita bisa menyebut orang- orang ini adalah KALANGAN ATAS. Contohnya; artis papan atas, presiden, pengusaha besar, dll. bagian tengah, di huni
oleh masyarakat kalangan menengah. Contohnya; pengacara, anggota DPR tingkat provinsi, pengusaha perusahaan menengah, Manajer departemen, dll. Bagian bawah adalah bagian yang paling besar, di huni oleh masyarakat kalangan bawah yang meliputi; buruh, petani, pengemis, gelandangan, dll. *** Devinisi atas piramida kehidupan sosial saya dapatkan dan saya salin dari buku “THE RICH MAN FROM BABILON”, jadi mohon jangan tersinggung atas pengelompokan status sosial yang saya tuliskan, karena itu tidak terlalu mewakili terhadap keadaan yang sebenarnya, karena keadaan yang sebenarnya memiliki corak dan ragamnya masing- masing***. Masyarakat kalangan bawah tentu menginginkan menjadi masyarakat kalangan menengah. Begitu pula dengan masyarakat kalangan menengah, ingin menjadi kalangan atas. Dan kalangan atas, melakukan pergulatan mati- matian guna menduduki posisi tertinggi sebagai orang kalangan atas yang memiliki status sosial tertinggi. Namun, mengapa kalangan masayarakat bawah terkadang tidak ingin menjadi kalangan masyarakat menengah?, Jawaban nya mungkin sederhana dan bisa di jawab oleh siapapun, namun yang ingin saya tunjukan disini adalah sebuah rumusan/ filosofi dan keterangan yang lebih tajam, mengapa hal tersebut terjadi.

Tidak melihat kegembiraan atas di dalam status sosial yang lebih tinggi.
Orang kalangan bawah tidak mau menjadi kalangan menengah karena dia tidak pernah melihat kegembiraan yang terjadi di kalangan menengah. Ada pula tipe manusia yang seperti ini juga. mereka biasanya adalah orang yang menutup diri terhadap hal baru, selalu mengucapkan syukur dan takut melakukan atau mencoba hal baru. dinamika ini juga terjadi di kalangan masyarakat menengah yang tidak mau menjadi kalangan masyarakat atas.

Tidak berani menghadapi konsekuensi.
Atau juga, orang- orang tidak mau mencoba naik posisinya ke status sosial yang lebih tinggi dikarenakan; dia memang menginginkan memiliki status sosial yang lebih tinggi. Namun, untuk mendapatkannya, dia harus menerima konsekuensi atas hal yang dilakukannya. Dia melihat, penderitaan yang di hasilkan oleh konsekuensinya lebih besar daripada kegembiraan yang mungkin akan dirasakan nya. oleh sebab itu, dia mengurungkan niatnya untuk melangkah maju menuju status sosial yang lebih tinggi. Contoh kasus saja: seorang buruh pabrik, ingin memiliki mobil. Kalau dia mendapatkan mobil, dia akan di pandang sebagai orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Secara otomatis, dia akan bangga (bergembira) apabila orang- orang di sekitarnya menyebutnya demikian. Namun, bila dia memiliki mobil, dia merasa tidak bisa mengemudikan nya. dia juga bingung menaruh mobilnya dimana. Dia juga khawatir apabila mobil tersebut yang harganya mahal digunakan dengan sekehandak hati teman- teman nya dan akhirnya rusak. Atas dasar pertimbangan itulah, orang yang menginginkan status sosial yang lebih tinggi tidak mau bergerak maju menggapai keinginan nya dikarenakan melihat konsekuensi yang di akibatkan oleh status sosial lebih tinggi –yang mungkin bisa di dapatkannya- hanya akan membawa penderitaan baru yang lebih besar.

Tidak memiliki ketegaran dalam melakukan perjuangan.
Alasan terakhir ini yang lebih banyak terjadi; orang- orang tidak memiliki kemampuan dan perjuangan yang lebih keras lagi untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi. Orang- orang ini kalah dengan keadaan dan tidak mampu menghadapi keadaan buruk yang diakibatkan oleh perjuangannya.

Takut melakukan kegagalan.
Alsan lain mengenai seseorang tidak ingin bergerak maju dan mendapatkan status sosial yang lebih tinggi adalah karena dia takut melakukan kegagalan, kemudian di benci oleh orang- orang di sekitarnya.

Keinginan yang lebih rendah daripada tindakan.
Hal lain yang mempengaruhi juga bisa dikarenakan keinginan bertindak yang lebih lemah daripada keinginan nya mendapatkan impian. Hal ini sering di sebabkan karena kurangnya motivasi dan kurang melihat kegembiraan yang bisa terjadi apabila dia memiliki status sosial yang lebih tinggi. Apabila manusia tidak melihat kegembiraan atas impian nya bila nanti tercapai, maka dia akan malas untuk melakukan perjuangan.

Membandingkan keadaan nya dengan kondisi orang di bwahnya.
Rasa syukur memang membawa manusia pada kedamaian. Namun, setiap hal di dunia memiliki cacat. Begitu pula dengan rasa syukur. Syukur membuat manusia tidak memiliki motivasi untuk bergerak maju. Syukur membuat manusia rela di jajah, di injak- injak dan di hina. Apabila anda sekarang ini adalah tipe masyarakat menengah, dan ketika usaha anda untuk menjadi masyarakat atas gagal dilakukan, lalu anda merasakan –dan mengucapkan- syukur, maka hati anda menjadi tenang –dan andapun tidak berkeinginan untuk melanjutkan perjuangan anda kembali.

Merasa bahwa tempat tersebut adalah tempat yang nyaman dan aman.
Saat manusia bergerak ke posisi yang lebih tinggi karena sebuah motivasi –apapun jenis motivasinya, dimana kemudian orang tersebut berhasil menggapai apa yang di inginkannya, dia kemudian merasa tenang dan nyaman berada di posisi tersebut. dia tidak memiliki keinginan kembali untuk melakukan perjuangan itu. dia merasa sudah lelah dan merasa sudah beruntung ketika sampai di tempat tersebut. oleh sebab itu, langkah nya untuk bergerak maju terhenti disini.

Takut semakin terpuruk.
Saat manusia melakukan sebuah usaha, ada dua hal yang mungkin terjadi. bila dia berhasil, dia akan senang karena mendapatkan status sosial yang lebih tinggi. Apabila dia gagal, dia akan menderita karena status sosialnya turun. Orang yang terus menerus melihat resiko yang dihadapinya, akan memunculkan ketakutan ketika ingin melangkah. Dan ketakutan tersebut membawa orang itu TIDAK BERGERAK MAJU atau diam di tempat.


Itulah berbagai macam alasan dan keterangan mengapa orang tidak mau bergerak maju. Namun, bagi saya pribadi, saya tidak pernah memikirkan mengenai kegembiraan apa yang akan saya dapatkan apabila saya berhasil dan betapapun berat perjuangan yang menanti. Saya adalah seorang Fasis. Jika saya sudah berjanji, maka saya akan berkomitmen untuk bisa memenuhi janji yang telah terucap. Apapun yang terjadi. Kegembiraan saya adalah ketika saya bisa memenuhi janji saya. tidak semata- mata termotivasi karena kegembiraan atau mendapatkan status sosial yang lebih tinggi. Orang- orang Fasis –seperti saya- memang sedikit di Indonesia ini. tapi, apabila seluruh dunia di kumpulkan, jumlah orang Fasis mencapai ribuan orang. Kelebihan dari Fasisme adalah orang tersebut mampu mengulangi kembali perjuangannya walaupun dia telah mencapai posisi aman dan menyenangkan. Tidak khawatir terhadap resiko maupun tantangan yang mungkin akan terjadi. Kelemahan nya; mereka sering tidak bisa hidup bahagia karena merasa harus melangkah maju terus. Well, setiap orang berhak memilih jalan hidupnya masing- masing bukan !. dan menjadi sah- sah saja apabila orang memilih untuk hidup banyak berjuang dan hanya menemukan sedikit kegembiraan saja. Tapi, anda harus tahu. Walaupun orang- orang Fasis sering tidak hidup bahagia atau merasa bahagia dalam kurun waktu yang pendek saja, tapi kebahagiaan yang mereka rasakan sangat besar di waktu yang pendek tersebut. Pandangan Fasis seperti ini adalah Fasisme Classic [lihat catatan kaki 1- Fasisme Klasik]. Berbeda dengan Fasisme modern [Lihat catatan kaki 2- Fasisme Modern].

Catatan kaki 1- Fasisme Klasik.
Fasisme Klasik atau kuno, adalah sebuah pandangan hidup yang dimana harga diri terhadap tujuan yang telah di tetapkan dalam hidup harus di wujudkan, bagaimanapun caranya dan bagaimanapun terjalnya tantangan yang akan menghadang. Fasisme klasik adalah sebuah pandangan individual. Berbeda dengan Fasisme Modern yang memandang prilaku ini harus di lakukan di sebuah kelompok atau –biasanya- negara.

Catatan Kaki 2- Fasisme Modern.
Sebuah pandangan hidup bagi sekumpulan masyarakat untuk bersatu padu membuat suatu kesatuan, dimana dengan adanya kesatuan tersebut akan menjadi sebuah kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan individual/ perseorangan. Fasisme Modern juga di ibaratkan sebagai kesatuan antara ranting- ranting kecil, yang di ikat menjadi satu sehingga lebih kuat.

0 comments: