Mensikapi Keputusan Konsekuensi yang
Tidak Tepat- Syair.
Kudus, 17
Februari 2013.
Tidak ada jalan lain yang benar- benar
realistis, daripada mengambil tindakan cepat dan sederhana untuk menekan
penyimpangan yang saat ini sedang terjadi.
Fikiran yang naif sering menginginkan
sesuatu yang berlebihan tanpa di imbangi dengan kemampuan.
Ada suatu batasan yang telah kita
tetapkan sendiri dan harus benar- benar kita jalani.
Tapi mungkin, seringkali kita salah
menganalisis sebuah keadaan saat COMISSIONING sehingga kita menetapkan standart
yang salah.
Atau, ada pula perubahan keadaan
karena sebuah aspek imbas sehingga kita merugi.
Kerugian dalam bisnis akan selalu
mengikuti pebisnis.
Dan sangat banyak dari kerugian-
kerugian tersebut yang tidak bisa kita hindari.
Bila ketetapan standart ternyata salah
dan tidak bisa di ubah, maka longgarkan standart tersebut.
Tapi kamu harus jeli, terkadang bukan
masalah ketetapan standart yang perlu di ubah.
Kadang sebuah tindakan kecil seperti
penegasan lah yang harus di ambil.
Tapi, bila memang kendala tersebut
sangat parah dan tidak bisa di terima, mungkin kamu perlu menunda proses
produksi dan bertindak dengan segera untuk melakukan REKONSTRUKSI ulang.
Namun, ini adalah pilihan terakhir
yang –harus- jarang di ambil.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Tentang Syair ini:
Ketika
saya menetapkan sesuatu, yang saya yakini bisa di lakukan oleh orang- orang
saya, ternyata saya sering mendapati orang- orang saya tersebut tidak bisa
melakukan sesuatu dengan baik seperti yang telah saya tetapkan. Yang lebih
menyulitkan lagi, saya sering terperosok ke dalam sebuah keadaan yang sangat
DILEMATIS. Saya telah merekrut orang, mengajari mereka banyak hal dan dalam
jangka waktu lama, ketika mereka mulai bekerja, ternyata mereka tidak bisa
merampungkan tugas nya dengan baik. Jika saya memecat mereka, belum tentu orang
yang baru bisa melakukan sebuah tugas yang lebih baik dari orang yang lama.
jika saya membiarkan hal ini, semua aktivitas yang orang- orang saya lakukan di
penuhi dengan kesalahan. Jika saya harus memecat orang yang lama, saya berarti
harus mengajari orang yang baru sesuatu (diskripsi tugas mereka) dari awal
lagi. dan saya pun harus menghabiskan waktu dan biaya lagi untuk mengajari
orang- orang baru tersebut. Bila memang begini keadaan nya, hal terbaik (dan
bukan sebuah solusi yang benar- benar memecahkan masalah) bagi tindakan saya
adalah bersabar menghadapi orang- orang saya dan mengubah sikap- sikap mereka.
berharap mereka berubah –menjadi lebih baik- seiring berjalan nya waktu karena
penegasan sebuah hal/ tugas yang telah saya tanggung jawabkan kepada mereka.
lebih bersabar dan tidak perlu melakukan rekonstruksi ulang apabila keadaan
masih bisa di kendalikan dan tidak terlalu menyimpang dari diskripsi tugas yang
utama.
0 comments:
Posting Komentar