Bersabar menghadapi segala bentuk
tekanan dalam keadaan yang sangat buruk.
Artikel ini berisi tentang:
Kisah
pribadi saya; di dalam keadaan yang buruk. Buku yang baik untuk memahami
kehidupan “Al- Dunya wa Al Din”. Syair indah untuk meringankan tekanan batin.
Tips untuk meringankan tekanan batin. Ketenangan diri telah saya dapatkan
walaupun keadaan tetap sama. Kesulitan hanya membuat kita semakin kuat.
MERINGANKAN TEKANAN BATIN
Sungguh,
beberapa hari yang lalu sebelum saya menulis artikel ini, saya sedang dalam
keadaan yang sangat buruk. Berbagai macam tekanan kerja dan tekanan bisnis
melanda. Di lingkungan kerja, saya mendapati konflik dengan orang- orang
sekitar saya. para atasan saya menganggap tindakan saya buruk. Rekan- rekan
saya yang lainpun menganggap tindakan saya salah. Di luar pun, prediksi
mengenai rencana pemasaran tidak berjalan dengan lancar dikarenakan terjadi
pengkhianatan oleh karyawan saya yang membawa pergi (mengambil tanpa ijin) uang
yang sudah saya percayakan kepadanya. Lebih dari itu, strategi saya dalam
menetapkan strategi pemasaran telah gagal karena kesalahan dari rencana
dasarnya, sehingga saya harus mengulang kembali tindakan dari NOL lagi. rekan-
rekan kerja saya menjauhi saya, keinginan saya untuk semakin mendekatkan bisnis
saya pada GOAL yang telah saya rencanakan kini semakin menjauh. Sungguh,
keadaan yang sangat BURUK.
Dalam
keadaan yang sangat menyebalkan tersebut, perasaan saya diliputi oleh rasa
GALAU yang tidak menentu. Kendali diri hilang, fikiran menjadi tidak terfokus,
analisa menjadi tidak jernih dan hati ini selalu diliputi rasa resah dan
gundah. Sungguh keadaan yang MENYEBALKAN. Tiba- tiba saja di waktu sore hari,
saya tidak sengaja melamun sebentar di ruang perpustakaan miilik saya di rumah.
Saya jadi teringat, sebuah buku yang pernah menuntun saya untuk menyelami makna
hidup dan menjadikan kehidupan saya lebih baik. Buku itu berjudul “Kuasa
Dunia”. Buku yang di tulis oleh seorang filsuf dari Arab, dengan judul asli
“Al- Dunya wa Al Din”. Yaaa... jujur, saya pribadi bukan sosok yang agamis.
Saya lebih menyukai ilmu pengetahuan. Namun, isi dari buku tersebut bermakna
sangat luas dan tidak hanya menyangkut aspek pokok dalam kaedah agama Islam.
*** Saya merekomendasikan buku itu untuk siapa saja yang ingin mendalami makna
kehidupan ***. Buku tersebut sudah lama sekali tidak saya baca. Saya mendalami
buku itu secara serius pada waktu lulus Sekolah Menengah Kejuruan. Setelah beberapa kali membalik dan membaca
secara acak isi buku tersebut, saya menemukan sebuah syair yang bagus, seperti
ini:
Setiap kamu melihat orang yang kamu
benci, ingatlah kebaikan yang pernah dia lakukan kepadamu.
Setiap kamu melihat keadaan yang tidak
sesuai keinginan mu, ingatlah kepada hal yang lebih buruk yang pernah kamu
alami sebelumnya.
Pejamkan mata, tarik nafas dan ucapkan
syukur dalam hati
Agar perasaan gundah mu bisa terobati
Ya...
saya saat itu memang sedang berkonflik dengan rekan kerja saya. setiap saya
melihat wajahnya, saya selalu terbayang dengan tindakan buruk yang pernah dia
lakukan pada saya. Nah, perasaan mengenang tindakan
buruk itulah yang membuat saya tertekan.
Saat
itu pula, keadaan di sekitar saya sangat menjengkelkan. Orang- orang di
sekeliling saya seakan malas
berbicara dengan saya. saya seakan tidak di dengarkan. Saya tidak begitu di
hormati lagi seperti sebelumnya. Mereka semakin memandang rendah diri saya.
Namun beberapa tahun silam, saya pun pernah mengalami hal yang lebih buruk dari
hal tersebut. saya mengingat hal yang lebih buruk, yang pernah saya rasakan
beberapa tahun yang lamu, kemudian saya mencoba merasakan syukur. Saya
mengatakan sesuatu hal dalam hati saya bahwa “keadaan ini lebih baik daripada
keadaan buruk yang menimpa dirimu beberapa tahun yang lalu”. Dengan begitu,
saya merasa lebih tenang dengan mensyukurinya. Saat saya melihat rekan saya
yang saya benci, saya mengingat bahwa dia pernah menolong saya. saya mengingat
bahwa dia pernah bercanda tawa dengan saya. dengan seperti itu, kebencian saya
terhadap dia mereda –bahkan hilang.
Kini,
keadaan diri saya menjadi lebih tenang. Walaupun rasa benci dan menyebalkan
tersebut masih tetap ada, namun kapasitas kegalauan yang saya rasakan cukup
kecil dan tidak seperti hari- hari kemarin. Ya, saya menjadi lebih tenang dan
nyaman. Walaupun keadaan yang sebenarnya terjadi adalah SAMA seperti kemarin
(masih kacau, dan orang- orang masih memandang saya dengan begitu sinis). Diri
sayalah yang mengubah perasaan buruk itu. walaupun keadaan tidak berubah sesuai
keinginan saya. Saya bisa mengatasi kekacauan itu dan menjadikan diri saya
“TENANG”.
Kesulitan
hanya membuat kita semakin kuat. Itu yang dikatakan Nietzche. Suatu hari, bila
saya menjumpai keadaan yang lebih buruk dari ini, saya akan lebih siap –juga
tidak akan terlalu kaget- menghadapinya karena sebelumnya –pada waktu ini- saya
telah merasakan keadaan yang juga BURUK. Keep Positif Thinking.
Harapan
itu selalu ada selama kita masih hidup. Dan apa yang kita cita- citakan akan
terwujud selama kita terus mencoba dan berusaha.
0 comments:
Posting Komentar