Rabu, 08 Mei 2013

Meringankan Tekanan Batin

Bersabar menghadapi segala bentuk tekanan dalam keadaan yang sangat buruk.

Artikel ini berisi tentang:
Kisah pribadi saya; di dalam keadaan yang buruk. Buku yang baik untuk memahami kehidupan “Al- Dunya wa Al Din”. Syair indah untuk meringankan tekanan batin. Tips untuk meringankan tekanan batin. Ketenangan diri telah saya dapatkan walaupun keadaan tetap sama. Kesulitan hanya membuat kita semakin kuat.

MERINGANKAN TEKANAN BATIN
Sungguh, beberapa hari yang lalu sebelum saya menulis artikel ini, saya sedang dalam keadaan yang sangat buruk. Berbagai macam tekanan kerja dan tekanan bisnis melanda. Di lingkungan kerja, saya mendapati konflik dengan orang- orang sekitar saya. para atasan saya menganggap tindakan saya buruk. Rekan- rekan saya yang lainpun menganggap tindakan saya salah. Di luar pun, prediksi mengenai rencana pemasaran tidak berjalan dengan lancar dikarenakan terjadi pengkhianatan oleh karyawan saya yang membawa pergi (mengambil tanpa ijin) uang yang sudah saya percayakan kepadanya. Lebih dari itu, strategi saya dalam menetapkan strategi pemasaran telah gagal karena kesalahan dari rencana dasarnya, sehingga saya harus mengulang kembali tindakan dari NOL lagi. rekan- rekan kerja saya menjauhi saya, keinginan saya untuk semakin mendekatkan bisnis saya pada GOAL yang telah saya rencanakan kini semakin menjauh. Sungguh, keadaan yang sangat BURUK.


Dalam keadaan yang sangat menyebalkan tersebut, perasaan saya diliputi oleh rasa GALAU yang tidak menentu. Kendali diri hilang, fikiran menjadi tidak terfokus, analisa menjadi tidak jernih dan hati ini selalu diliputi rasa resah dan gundah. Sungguh keadaan yang MENYEBALKAN. Tiba- tiba saja di waktu sore hari, saya tidak sengaja melamun sebentar di ruang perpustakaan miilik saya di rumah. Saya jadi teringat, sebuah buku yang pernah menuntun saya untuk menyelami makna hidup dan menjadikan kehidupan saya lebih baik. Buku itu berjudul “Kuasa Dunia”. Buku yang di tulis oleh seorang filsuf dari Arab, dengan judul asli “Al- Dunya wa Al Din”. Yaaa... jujur, saya pribadi bukan sosok yang agamis. Saya lebih menyukai ilmu pengetahuan. Namun, isi dari buku tersebut bermakna sangat luas dan tidak hanya menyangkut aspek pokok dalam kaedah agama Islam. *** Saya merekomendasikan buku itu untuk siapa saja yang ingin mendalami makna kehidupan ***. Buku tersebut sudah lama sekali tidak saya baca. Saya mendalami buku itu secara serius pada waktu lulus Sekolah Menengah Kejuruan.  Setelah beberapa kali membalik dan membaca secara acak isi buku tersebut, saya menemukan sebuah syair yang bagus, seperti ini:

Setiap kamu melihat orang yang kamu benci, ingatlah kebaikan yang pernah dia lakukan kepadamu.
Setiap kamu melihat keadaan yang tidak sesuai keinginan mu, ingatlah kepada hal yang lebih buruk yang pernah kamu alami sebelumnya.
Pejamkan mata, tarik nafas dan ucapkan syukur dalam hati
Agar perasaan gundah mu bisa terobati

Ya... saya saat itu memang sedang berkonflik dengan rekan kerja saya. setiap saya melihat wajahnya, saya selalu terbayang dengan tindakan buruk yang pernah dia lakukan pada saya. Nah, perasaan mengenang tindakan buruk itulah yang membuat saya tertekan.
Saat itu pula, keadaan di sekitar saya sangat menjengkelkan. Orang- orang di sekeliling saya seakan malas berbicara dengan saya. saya seakan tidak di dengarkan. Saya tidak begitu di hormati lagi seperti sebelumnya. Mereka semakin memandang rendah diri saya. Namun beberapa tahun silam, saya pun pernah mengalami hal yang lebih buruk dari hal tersebut. saya mengingat hal yang lebih buruk, yang pernah saya rasakan beberapa tahun yang lamu, kemudian saya mencoba merasakan syukur. Saya mengatakan sesuatu hal dalam hati saya bahwa “keadaan ini lebih baik daripada keadaan buruk yang menimpa dirimu beberapa tahun yang lalu”. Dengan begitu, saya merasa lebih tenang dengan mensyukurinya. Saat saya melihat rekan saya yang saya benci, saya mengingat bahwa dia pernah menolong saya. saya mengingat bahwa dia pernah bercanda tawa dengan saya. dengan seperti itu, kebencian saya terhadap dia mereda –bahkan hilang.

Kini, keadaan diri saya menjadi lebih tenang. Walaupun rasa benci dan menyebalkan tersebut masih tetap ada, namun kapasitas kegalauan yang saya rasakan cukup kecil dan tidak seperti hari- hari kemarin. Ya, saya menjadi lebih tenang dan nyaman. Walaupun keadaan yang sebenarnya terjadi adalah SAMA seperti kemarin (masih kacau, dan orang- orang masih memandang saya dengan begitu sinis). Diri sayalah yang mengubah perasaan buruk itu. walaupun keadaan tidak berubah sesuai keinginan saya. Saya bisa mengatasi kekacauan itu dan menjadikan diri saya “TENANG”.

Kesulitan hanya membuat kita semakin kuat. Itu yang dikatakan Nietzche. Suatu hari, bila saya menjumpai keadaan yang lebih buruk dari ini, saya akan lebih siap –juga tidak akan terlalu kaget- menghadapinya karena sebelumnya –pada waktu ini- saya telah merasakan keadaan yang juga BURUK. Keep Positif Thinking.

Harapan itu selalu ada selama kita masih hidup. Dan apa yang kita cita- citakan akan terwujud selama kita terus mencoba dan berusaha.

0 comments: