Rabu, 08 Mei 2013

Mengatasi Ketakutan Terhadap Resiko.

TIPS MENGHILANGKAN KEGUNDAHAN HATI KETIKA MENANGGUNG SEBUAH RESIKO

Artikel ini berisi tentang: Bagaimana mengatasi ketakutan terhadap resiko saat kita melangkah maju. Alasan Tuhan menciptakan “ketakutan”. Penjelasan mengenai; Kesulitan yang membawa pada kemajuan kehidupan.

MENGATASI KETAKUTAN TERHADAP RESIKO. 
Saat kita hendak mengambil sebuah langkah maju, terkadang kita merasa ragu atau takut untuk memulainya. Walaupun terkadang kita sanggup memulainya, namun dalam melakukan langkah tersebut, kita selalu dalam keadaan was- was, gundah, resah dan berbagai macam beban fikiran menghantui kita ketika kita teringat akan resiko yang sangat buruk yang bisa menimpa.

Yah !, saya pribadi meyakini, bahwa Tuhan menciptakan ketakutan dengan sebuah alasan – tentu saja. Bila manusia tidak memiliki rasa takut, saya yakin, mereka akan menyebrang jalan raya dengan memejamkan mata. Apa yang akan terjadi?. tentu saja kecelakaan lalu lintas dan bisa berakibat meninggalnya orang tersebut. intinya, ketakutan di ciptakan Tuhan agar manusia bisa selamat. Tapi, seperti yang di katakan oleh Hitler ketika merencanakan Lubensraum (Perluasan ruang hidup bagi rakyat jerman), “Manusia akan tetap hidup berdasarkan konsekuensi”. Oh, itu benar !. walaupun Hitler terkenal –dan dianggap sebagian besar orang- sebagai penjahat perang, tapi dia bukanlah orang bodoh! (karena jika Hitler bodoh, dia tidak akan menjadi pemimpin puncak Nazi). Apabila anda menginginkan menjadi pebisnis, anda tentu akan harus menghadapi berbagai macam resiko besar, dan anda harus menerima konsekuensi –resiko- tersebut. kita kembali ke pokok permasalahan kita. bagaimana mengatasi ketakutan terhadap resiko?. ketakutan, kegundahan hati, rasa was- was, dll, tersebut muncul karena anda memikirkan akibatnya. Pemecahan masalahnya sederhana!. Jangan memikirkan resiko tersebut!. Mudah bukan !?. bagi saya pribadi, itu mudah. Tapi, bagi saya beberapa tahun lalu, hal itu sulitnya bukan main. Tapi, setelah terbiasa menghadapi berbagai macam resiko, akhirnya saya terbiasa untuk menghadapi resiko. saya selalu dalam keadaan tenang dan gembira walaupun saya sedang menjalankan rencana beresiko tinggi.

Bagi Anda yang sedang membaca artikel saya ini, walaupun sudah saya tuliskan cara untuk menghadapi resiko, saya yakin Anda masih memiliki kegundahan hati. Saya dulupun membaca ratusan motivasi untuk menghadapi resiko, namun, masih saja ada keresahan di dalam hati. Itu karena kebiasaan kita. kebiasaan manusia tidak bisa di ubah dalam satu hari. Apalagi ini mengenai kebiasaan yang sudah lama dilakukan selama puluhan tahun. Misalkan saja, seorang karyawan yang ingin mencoba menjadi pengusaha (ini cerita pribadi, karena sebelumnya saya juga karyawan). Kehidupan karyawan tersebut sebelumnya aman dan tentram. bagaimana tidak, dia memiliki gaji 3X lebih besar dari batas UMR kota (batasan minimal gaji yang di tetapkan oleh pemerintah kota). Dia memiliki asuransi jiwa dan kesehatan. Apabila dia sakit, dia bisa langsung menuju ke dokter perusahaan. Apabila sakitnya kronis, dia bisa di rawat di Rumah Sakit dengan standart pelayanan kelas menengah. Apabila keluarganya sakit, dia juga tidak perlu bingung, karena perusahaan juga akan membiayai keluarganya. Gajinya tiap bulan sangat berlebih untuk menghidupi keluarganya. Nah, kemudian, si Karyawan tersebut ingin menjadi pengusaha. Anda tahukan konsekuensi dari kehidupan seorang pengusaha !?, apabila sukses, dia pun akan sukses besar. Pendapatannya tidak akan terperkirakan oleh seorang karyawan kelas menengah. Tapi, apabila bangkrut, bukan saja harta benda yang hilang, tapi juga taraf hidup, gengsi dan status sosial juga akan lenyap. Karyawan yang memulai untuk menjadi seorang pengusaha, tidak akan bisa langsung menjadi pengusaha dalam kurun waktu beberapa minggu saja. Dia harus memiliki kebiasaan dan sifat sebagaimana seorang pengusaha. Artinya, menjadi pengusaha bukan saja harus pandai melakukan perhitungan arus kas, tapi mindset juga di butuhkan. Dan mindset membutuhkan waktu –kebiasaan- yang tidak bisa dengan cepat di ubah.

Apabila anda sedang mengalami kegundahan hati ketika menghadapi resiko, tetaplah maju. Kegundahan hati itu akan ada dalam jangka waktu lama di depan. Tapi, apabila anda mundur menghadapi resiko tersebut –karena tidak betah menghadapi kegundahan hati anda, maka sampai kapanpun, anda tidak bisa mengatasi keresahan ketika akan mengambil sebuah resiko. Jadi, Keep Move On !. Jalan terus!.

Selalu ingat !, kesulitan itulah yang membuat diri kita menjadi lebih maju dan mengerti hidup. Tidak perlu menghindari kesulitan apabila anda yakin, kesulitan itu akan menjadikan diri anda lebih bijak. Dan sadarkan diri anda, tidak ada tempat di dunia ini yang bebas dari resiko, walaupun anda berada di dalam benteng yang terbuat dari baja.

0 comments: