Sepengalaman saya dalam mengelola orang –dan berhadapan dengan beragam jenis orang, tidak hanya di tempat kerja saja, namun juga di lingkungan bisnis hingga organisasi bawah tanah, ada hal penting yang saya pelajari; selalu akan ada perdebatan, kesalahan-komuniskasi, pengkhianatan dan permainan di belakang layar. Entah secara sadar atau tidak, mereka –orang- orang itu- akan selalu melakukan nya. Jadi, aturan umum pertama yang harus di pahami adalah; jangan pernah memberikan kepastian ketika mengelola orang. Dalam kasus yang sering terjadi di tempat kerja, dan ketika Anda tidak memegang posisi kritis, pembelotan –yang secara sengaja atau tidak sengaja- mungkin cukup ditanggapi dengan memperbaikinya atau mengacuhkan nya (ya, mengacuhkan nya dan membiarkan masalah itu selesai seiring berjalan nya waktu). Namun, bila Anda berada di posisi yang sangat kritis (seperti mengelola usaha startup), bersiap- siaplah untuk menjadi orang yang dibenci dan lakukan tindakan apa saja untuk melenyapkan kesalahan kecil agar tidak berdampak pada hal yang jauh lebih fatal.
Diluar sana, banyak buku yang mendalami tentang seni mengelola orang. Dan tujuan saya membuat artikel ini bukan untuk mengetik ulang, apa yang sudah ada di dalam buku- buku tersebut. Namun, saya ingin menekankan, banyak buku yang terlalu teoritis membahas manajemen manusia, tanpa memandang keberadaan dinamika sifat manusia –yang kotor dan penuh dengan sisi gelap. Mungkin apa yang akan saya sampaikan akan cukup vulgar dan tabu. Bila Anda merasa artikel saya tidak cocok untuk dibaca, silakan jangan lanjutkan membaca. Namun, bila suatu hari apa menghadapi kasus seperti apa yang saya sampaikan, jangan sungkan untuk datang kesini lagi untuk mempelajari bagaimana realitas itu bekerja!.
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, orang- orang melakukan pembelotan baik secara sadar atau tidak sadar. Secara sadar, seperti bila mereka terlalu memiliki masalah pribadi dengan sikap Anda, kemudian tidak melakukan hal yang Anda perintahkan. Dan secara tidak sadar, ketika mereka sedang malas melakukan apa yang Anda perintahkan (entah itu karena memera sedang memiliki masalah keluarga, atau memang mereka sedang tidak ‘mood’ untuk melakukan nya), kemudian mengatakan kepada Anda bahwa “saya telah melakukan tugas itu dengan sebaik mungkin, tapi keadaan tidak memungkinkan, sehingga saya gagal”. Tentu saja contoh diatas hanya beberapa gelintir dari kasus yang saya sebutkan. Selalu akan ada perintah yang tidak dijalankan, sehingga Anda harus mengambil tindakan agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Entah itu dengan cara memberikan nasehat yang santun, hukuman dan bahkan melemparkan tugas tersebut kepada orang lain. Bila Anda memiliki imajinasi –dan saya yakin setiap orang memilikinya- Anda akan dengan mudah menemukan solusi apa yang harus Anda ambil. Tapi, Anda jangan sampai mengalami “kebutaan” dalam mengambil solusi. Jangan karena Anda kasihan kepada juru masak yang Anda promosikan, kemudian memberikan nya kesempatan lagi untuk mencoba tugas administrasi komputer di kantor –yang sama sekali tidak bisa dia lakukan. Karena pengambilan keputusan biasanya tertaut dengan sikap dan sudut pandang orang yang mengambil keputusan. Bila alat yang kamu miliki adalah palu, maka semua masalah akan tampak seperti paku. Sekali lagi, bersiap- siaplah menjadi orang yang tidak disukai di dalam organisasi Anda. Dan ambil lah keputusan yang tepat dan efektif. Tetapi juga, jangan terlalu gegabah. Jangan sampai Anda dimusuhi oleh banyak orang yang Anda kelola. Musuhi sebagian kecil, ambil hati sebagian besar orang, dan pastikan Anda menjelaskan dengan logis mengapa keputusan itu Anda ambil –untuk kepentingan kemajuan bersama. Meskipun dalam menjelaskan nya, Anda harus sedikit berbohong atau perlu menyembunyikan sesuatu. Jangan ragu untuk melakukan nya, karena setiap orang memiliki dosa.
Cobalah menjadi orang yang menyenangkan untuk semua orang yang Anda kelola dan yang terhubung dengan Anda. Jangan menjadi orang yang terlalu perfeksionis dalam mengatur urusan manusia. Namun pastikan, hal- hal critical itu dilakukan dengan sukses. Dibawah ini akan saya jelaskan dalam sebuah contoh kasus, mengapa sikap perfeksionis perlu di hindari ketika mengelola orang.
Anda tidak akan bisa menemukan organisasi dimana setiap orang nya melakukan semua tugas dengan PERFECT. Karena mereka adalah manusia, yang bisa melakukan kesalahan. Apabila setiap kesalahan Anda tegur dengan keras, maka dari hati mereka akan timbul rasa dendam. Dan dari sanalah, akan menciptakan penyimpangan yang disengaja dan ditutup- tutupi dengan sengaja. Anda akan lebih sulit mendeteksi penyimpangan yang ditutupi dengan sengaja tersebut. Dan tahu- tahu, di masa mendatang, muncul hal fatal yang tidak tertanggulangi karena telah terlalu membusuk namun tidak mampu Anda deteksi –karena mereka sengaja menutupinya.
Sikap Anda akan mempengaruhi keputusan dari Anda. Jadilah orang yang tegas, namun juga tidak gegabah. Jadilah orang yang cerdik, yang mempertimbangkan faktor 1, 2 dan 3 untuk berfikir lebih jauh terhadap keputusan yang akan Anda ambil. Diluar sana, banyak buku manajemen yang mengupas lebih dalam tentang seni mengelola orang. Dan tentusaja, di dalam nya tersaji lusinan trik yang akan mempermudah aksi Anda dalam mengelola orang- orang. Namun, semua pengetahuan itu tidaklah cukup untuk Anda sebagai bekal tindakan dalam mengelola urusan manusia. Anda harus mempraktek kan nya. bersiap- siap lah memulai nya dari skala kecil dulu, belajar dari kesalahan dan tetap maju –dengan sebisa mungkin tanpa mengulang kesalahan yang pernah terjadi. Jangan begitu saja menerima ilmu pengetahuan yang baru dari bacaan yang disajikan dengan memukau –dan begitu juga dengan bacaan ini. Karena, kasus yang Anda hadapi terkadang tidak sama dengan solusi kasus yang dibahas. Jadilah diri Anda sendiri, hal itu akan membuat mu tidak terjatuh dalam kebingungan. Sekali lagi, cermatilah bagaimana dunia nyata itu bekerja.
0 comments:
Posting Komentar