Minggu, 30 Desember 2012

Kesalahan Terbesar dalam Pelaksanaan

LEBIH BERHATI- HATI AGAR BISA LEBIH BERHASIL.

Artikel ini berisi tentang:
Mencermati dengan kritis penyebab kegagalan pelaksanaan, selain dari faktor rancangan rencana dan teori yang salah. Berbagai macam faktor kesalahan pelaksanaan yang sering muncul dan bagaimana mengatasinya. Bagaimana cara mengambil keputusan terbaik.


KESALAHAN TERBESAR DALAM PELAKSANAAN.
Bukan hanya sekedar kesalahan rancangan yang menyebabkan sebuah perusahaan tidak mampu beroperasi dan berdiri. Kesalahan eksekusi atau pelaksanaan pun adalah salah satu
penyebab kuat “mengapa perusahaan kuncup sebelum berkembang”.

Seperti halnya sebuah arsitek yang telah merancang bangunan hingga begitu telitinya. Tapi, dia bekerjasama dengan kontraktor yang tidak teliti. Seharusnya bangunan mampu berdiri sesuai rencana, yang dimana walaupun ada beberapa kesalahan kontruksi dan pelaksanaan pun, hal tersebut tidak akan banyak mempengaruhi hasil akhirnya. Artinya, hasil akhirnya akan tetap berdiri sesuai rencana walaupun dalam pelaksanaannya terdapat kendala –dan tentunya kendala dalam pelaksanaan tidak bisa di hindari. Hal ini hampir sama dengan pelaksanaan pembangunan sebuah usaha bisnis. Ada beberapa hal yang sering tidak mampu dilakukan oleh eksekutif rancangan sistem bisnis, yang seringnya karena hal itu, bisnis tidak mampu berdiri. Beberapa kesalahan dan penyelesaian masalahnya bisa anda lihat di bawah ini.

Kurang tajam melihat situasi yang ada.
Seringkali, seseorang yang bukan termasuk dalam katagori ORANG KRITIS, sering melihat sesuatu, menangkap informasi dan mengelola informasi dengan begitu saja atau hanya dengan analisa sekilas. Orang- orang ini sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang umum, tidak menyukai pemikiran mendalam, tidak atau jarang menganalisa sesuatu dengan sudut pandang yang lain, dan mereka seringkali adalah orang- orang naif.
Seringkali juga, orang seperti ini adalah orang yang tempramen, sering kali ingin mendapatkan sesuatu dengan cepat, lebih mudah bergerak dengan instink daripada dengan berfikir lebih dahulu. Tapi, tidak semua faktor yang saya sebutkan diatas adalah milik orang- orang yang kurang tajam melihat keadaan. Ada juga orang yang tempramen seperti Steve Job juga memiliki ketajaman dalam menganalisa situasi. Hal diatas adalah hal umum dan sering kali dimiliki oleh orang yang bukan termasuk dalam katagori ORANG KRITIS.

Dalam sebuah permasalahan ketika mengambil keputusan, sering ada faktor X (faktor X = sesuatu hal) yang di sulit di lihat, dimengerti dan dirasakan, namun fatal apabila tidak disadari. Orang yang kurang tajam melihat situasi, tidak akan menyadari faktor X yang fatal ini. seringkali rencana besar bisa hancur dengan mudahnya karena faktor X ini. memang, faktor X bukan saja terjadi karena kurang tajamnya menganalisa situasi. Faktor penghancur yang fatal bisa juga muncul ketika kita telah melakukan sesuatu. Maksud saya; muncul secara tiba- tiba dan mendadak. Jadi, sulit di hindari. Namun, apabila kita tajam menganalisa situasi. Baik situasi terhadap hal yang sedang kita jalani, maupun situasi yang sedang datang mendekap kita, peluang keberhasilan kita menghadapi hal buruk tersebut akan lebih besar.
Kurang tajamnya seseorang dalam melihat situasi seringkali di sebabkan karena kebiasaan berfikir TIDAK KRITIS. Lebih mudah menyerah menghentikan proses berfikirnya yang lebih dalam. Untuk bisa berfikir kritis, seseorang harus membiasakan dirinya berfikir mendalam, tenang, tidak terburu- buru, melihat hal/ peluang yang lebih baik secara ilmiah –bukan berdasarkan instink.

Tidak mampu bertindak keras.
Seorang pemimpin perusahaan memiliki saudara yang merana. Saudaranya tersebut pernah membantunya berulang kali sebelum dia menjadi sukses. Pemimpin tersebut –karena iba- memberikan posisi penting dalam perusahaan kepada saudaranya. Tapi, sayang sekali, saudaranya tidak memiliki kemampuan mengelola posisi tersebut. saudaranya adalah orang yang takut salah, takut mengambil keputusan, tidak bisa berfikir kritis. Akhirnya, beberapa bulan setelah menduduki posisi tersebut, perusahaan mengalami guncangan yang besar. Manajemen perusahaan menjadi kacau balau. Tapi, pemimpin perusahaan tersebut, mengingat pengorbanan apa yang telah di lakukan saudaranya dulu, tidak mampu hati memecat saudaranya. Akhirnya, di tahun berikutnya, perusahaan tersebut tumbang karena manajemen perusahaan di serahkan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan.
Seharusnya, hal di atas bisa sangat mudah di atasi apabila pemimpin perusahaan tersebut memecat saudaranya. Harusnya begitu. Tapi, karena pemimpin perusahaan tidak memiliki hati yang keras, maka secara tidak sadar, dia memilih mengorbankan perusahaan dan ratusan karyawannya daripada seorang saudaranya.
Ada begitu banyak hal serupa, mengenai keteguhan hati, dan keberanian dalam bertindak, yang sebenarnya mudah dilakukan, tapi menjadi hal sangat berat ketika terpaku pada perasaan pribadi. bertindak keras bukan tindakan yang membabi buta, ganas dan beringas. Tapi, bertindak melakukan hal yang seharusnya di lakukan. Sifat- sifat ini perlu dimiliki. Sifat- sifat ini terkadang terlihat buruk apabila di lihat oleh orang awam. Oleh sebab itu, orang awam tidak bisa menjadi pemimpin. Tapi, perusahaan yang mengayomi kehidupan banyak orang, tidak bisa di kelola oleh orang yang lembek. Sifat keras kepala terkadang di perlukan. Sifat sadis terkadang juga di perlukan. Berani mengambil keputusan yang berbeda, bertindak berbeda, mengorbankan sesuatu, brutal, mengambil keputusan yang merugikan banyak orang guna menyelamatkan lebih banyak orang, dll, semua sifat sifat itu –yang sering dinilai oleh orang awam sebagai sifat buruk- terkadang di perlukan untuk tetap mempertahankan perusahaan dan banyak orang yang bernaung di dalamnya. Sifat ini bisa dimiliki apabila seseorang memahami dengan sangat mendalam, bahwa; tanpa sifat tersebut, perusahaan akan mengalami keruntuhan. Dan kebiasaan sehari- hari diperlukan untuk membiasakan diri memiliki sifat tersebut.

Saya pribadi tidak akan memberikan tugas sangat penting kepada orang baik. saya akan memilih orang yang berani bertindak melakukan ‘semua hal’ untuk mensukseskan tugas penting itu. untuk menjadi pemimpin, sifat- sifat orang awam harus dihilangkan. Karena, orang awam tidak akan bisa menjadi pemimpin. Orang awam selalu berfikir untuk mendapatkan Win- Win Solution. Mereka selalu berfikir untuk membuat keputusan yang membahagiakan semua pihak. Tapi, takdir hidup dunia –yang tidak bisa di ubah- mengatakan; “Kesedihan suatu kaum adalah sebab kebahagiaan kaum lain”, dan “Di dalam sebuah keputusan, tidak ada pihak yang tidak di rugikan”.

Kurangnya kemampuan dalam organisasi.
seorang yang telah bergelut dalam organisasi selama satu tahun lebih baik daripada seorang pedagang yang memiliki pengalaman menjalankan usahanya seorang diri selama puluhan tahun. Anda tahu mengapa?. Karena pedagang seperti contoh di atas hanya memiliki pengalaman seorang diri di bidangnya, tetapi tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam mengkoordinasi orang- orang. Sama seperti halnya seorang pengemudi mobil yang berpengalaman selama puluhan tahun dalam mengemudi, dan tiba- tiba saja dia dia mencoba menjalankan hellikopter. Basicnya sama- sama mengemudi, tapi apa yang di kemudikan itu berbeda. Ada banyak hal dalam organisasi yang tidak bisa di pelajari hanya dalam beberapa bulan saja. Ketidak mampuan bukan sesuatu yang bisa di paksakan, kemudian menghasilkan sesuatu seperti keinginan. Kemampuan harus di latih dengan kesabaran. Dan kesabaran, harus melalui waktu tertentu untuk bisa bagi seseorang memiliki kemampuan tersebut.
kemampuan dalam  berorganisasi di dapatkan seseorang apabila dia mempelajari organisasi langsung di lapangan dengan intensif. Menganalisa dengan tajam, apa sifat dan karakteristik dari sebuah pola organisasi tersebut, dan mengubah sifat –juga sudut pandangnya- untuk bisa menjalankan peran dalam organisasi itu.

Salah Memilih Orang.
Dalam berorganisasi, kita seringkali tidak hanya bekerja sendiri. Seringkali, kita harus bisa memanfaatkan waktu dan tenaga orang lain untuk menjalankan tugas kita. tapi, perlu di ketahui, sepengalaman saya dalam berorganisasi, kita seringkali memberikan tugas kepada orang yang mudah kita temui untuk mengemban tugas yang tidak mampu mereka lakukan. mereka, adalah orang- orang yang mau melakukan tugas dari Anda. tapi, apabila mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas tersebut, hasilnya bisa dikatakan akan BURUK/ FAIL (gagal).
Di perlukan perasaan “tidak terburu- buru” ketika kita memilih orang. Pilihlah orang yang tepat. Yang memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas yang anda berikan. Memilih seorang supir truk yang banyak kita temui untuk mengemudikan kereta api milik kita adalah hal yang salah.

Tidak mampu melakukan koordinasi.
Kebiasaan buruk lainnya; kita seringkali tidak memberikan koordinasi yang tajam sebelum menugaskan seseorang. Artinya; kita mengatakan apa yang harus di lakukan oleh orang yang kita beri tugas. Setelah mereka –orang yang kita beri tugas tersebut- mengatakan “Iya” atau “Mengerti”, kita seringkali tidak melanjutkan penjelasan kita lagi. Ini kesalahan yang sering tidak disadari. Padahal, anda telah melakukan analisa terlebih dahulu sebuah informasi dengan cermat terhadap suatu keadaan, dan akan sangat membantu bagi orang yang anda beri tugas, apabila mereka lebih mengetahui hal yang spesifik terhadap kendala yang akan mereka hadapi.
Jangan percaya begitu saja apabila orang yang anda beri tugas mengatakan “mengerti”. Sungguh, lebih baik anda menanyakan “apa yang akan kamu lakukan nanti”, atau “apa yang harus kamu lakukan ketika muncul kendala X”, dan berbagai macam pertanyaan spesifik lainnya yang bisa memberitahu anda bahwa orang yang anda beri tugas benar- benar mengerti terhadap apa yang harus dia lakukan nanti.


Tidak mampu mendelegasikan tugas.
seringkali, kita berperasaan buruk mengenai hal ini; “orang- orang menjalankan sesuatu untuk kita, sedangkan kita malah bersantai menonton TV tanpa beban”. Itulah tantangan kita. apakah kita bisa melakukannya?. Apakah kita bisa membuat orang lain berjuang keras dan berkorban untuk kita?. apakah kita bisa menenangkan diri dan beristirahat ketika orang- orang kita sedang berjuang?. Apakah kita bisa mengenyahkan perasaan yang –sering kali terasa- egois, bahwasanya orang- orang sedang bekerja keras sedangkan kita bersantai?. Apabila anda tidak mampu menghilangkan perasaan itu, selamanya anda akan ragu untuk memberikan perintah kepada orang lain. Bahkan anda akan tidak mampu menghukum orang- orang anda yang telah anda beri pendelegasian tugas. Ketika anda ragu memberikan tugas kepada orang lain, seringkali orang- orang yang anda beri perintah akan merasa bahwa “tugas yang anda berikan bukanlah tugas yang penting”, akhirnya, mereka hanya akan berusaha –HANYA BERUSAHA SEBISANYA- untuk mensukseskan tugas yang anda berikan. Bukan BERUSAHA KERAS AGAR BERHASIL menjalankan tugas yang anda berikan. Dalam posisi- posisi biasa, mungkin hal ini tidak begitu berpengaruh. Seperti posisi produksi, posisi pengantaran barang, dll. tapi, apabila masuk posisi ekspansi usaha atau proyek besar, dimana sebuah tugas seringkali tidak bisa berhasil tanpa adanya keyakinan dan kerja keras yang sangat serius dari orang yang anda berikan tugas, maka kegagalan besar dengan mudah bisa terjadi disni.
Untuk mampu melakukan pendelegasian tugas seperti ini, anda harus bisa menyingkirkan perasaan “bersalah/ tidak baik kepada diri sendiri”, ketika anda memberikan tugas kepada orang lain. Ketika perasaan itu hilang, dan di ikuti dengan kebiasaan melakukannya, anda akan masuk dalam keadaan TENANG ketika perang berkobar. Tetap Relax/ santai, ketika orang- orang anda berjuang mati- matian untuk anda. karena, apabila anda tidak bisa tenang dan bersantai, seringkali anda akan ragu- ragu mengambil keputusan. Keragu- raguan adalah penyebab utama hilangnya kendali organisasi.

Demikianlah beberapa faktor yang seringkali muncul ketika kita melakukan sesuatu dengan metode organisasi. di luar poin yang telah saya sebutkan di atas, ada juga hal/ kendala lain yang mungkin juga akan muncul. Anda harus berfikir jernih untuk bisa mengambil keputusan terbaik guna memecahkan masalah tersebut. Anda harus bisa Relax dan tenang, agar keputusan yang tepat bisa anda dapatkan. Ingat pepatah lama pemimpin Amerika; “Jangan mengambil keputusan di saat anda sedang marah”.
Selesai.

0 comments: