Artikel
ini berisi mengenai:
Bagaimana sikap manusia untuk mengatasi
kesedihan dan kemarahan yang berlarut- larut timbul dalam waktu lama. apa
penyebab kesedihan tersebut datang. Bagaimana pola kesedihan dan penderitaan
tersebut terbentuk. Apa perbedaan antara marah dan sedih. Apa tindakan/ prilaku
manusia agar kesedihan atau kemarahan tidak menginggapinya.
KESEDIHAN
DAN KEMARAHAN
Pernah suatu hari, saat saya bekerja di
perusahaan rokok, saya mendapati rekan saya yang bernama Purnomo kehilangan
kendali diri dan marah besar. Dia membanting rak rokok dan
berbagai macam perlengkapan alat tulis lain nya ke lantai sambil berteriak sangat kencang seperti orang gila. Kejadian nya bermula ketika dia mengendalikan sebuah mesin pembuat filter rokok dan menginginkan mesin itu bisa lancar –setidak nya dalam 8 jam, mesin itu hanya akan mengalami berhenti produksi sebanyak 15 menit saja. Namun, keinginan dia itu memiliki peluang yang sangat kecil untuk terwujud. Mengingat mesin yang di kendalikan nya termasuk mesin yang baru, maka akan sangat sering terjadi kemacetan –dalam istilah operasional produksi hal ini di namakan “jam” atau “mesin berhenti” karena suatu problem. Peluang kemacetan akan lebih besar karena dari kondisi mesin sebelumnya –yang merupakan mesin baru- belum mengalami kestabilan. Saya melihat, bahwa rekan saya yang bernama Purnomo tersebut adalah seorang pekerja keras yang memiliki keyakinan tinggi dalam mencapai keberhasilan yang di inginkan nya. Namun sayang, dia hanya berbekal keyakinan yang terlalu tinggi saja. Tidak membekali dirinya dengan analisa keadaan yang tajam. Seperti hal nya sebuah contoh; seorang pejuang kemerdekaan yang maju ke tengah medan pertempuran dengan hanya berbekal tekad, semangat dan sebuah bambu runcing. Baik... silakan tebak, apa yang akan terjadi dengan pejuang kemerdekaan tersebut?. bila anda sering menonton film RAMBO, anda mungkin akan beranggapan bahwa pejuang kemerdekaan tersebut akan menang melawan satu batalyon tentara musuh. Tapi, apabila analisa anda cukup tajam, dan anda lebih sering melihat kenyataan hidup yang relevan daripada sebuah film ACTION HOLLYWOOD, anda mungkin akan memprediksi bahwa pejuang kemerdekaan itu akan langsung mati di tengah medan pertempuran sebelum sampai ke batalyon musuh. Yap, seperti itulah gambaran nya. keyakinan yang terlalu besar yang tidak di landasi dengan analisa keadaan yang tajam.
berbagai macam perlengkapan alat tulis lain nya ke lantai sambil berteriak sangat kencang seperti orang gila. Kejadian nya bermula ketika dia mengendalikan sebuah mesin pembuat filter rokok dan menginginkan mesin itu bisa lancar –setidak nya dalam 8 jam, mesin itu hanya akan mengalami berhenti produksi sebanyak 15 menit saja. Namun, keinginan dia itu memiliki peluang yang sangat kecil untuk terwujud. Mengingat mesin yang di kendalikan nya termasuk mesin yang baru, maka akan sangat sering terjadi kemacetan –dalam istilah operasional produksi hal ini di namakan “jam” atau “mesin berhenti” karena suatu problem. Peluang kemacetan akan lebih besar karena dari kondisi mesin sebelumnya –yang merupakan mesin baru- belum mengalami kestabilan. Saya melihat, bahwa rekan saya yang bernama Purnomo tersebut adalah seorang pekerja keras yang memiliki keyakinan tinggi dalam mencapai keberhasilan yang di inginkan nya. Namun sayang, dia hanya berbekal keyakinan yang terlalu tinggi saja. Tidak membekali dirinya dengan analisa keadaan yang tajam. Seperti hal nya sebuah contoh; seorang pejuang kemerdekaan yang maju ke tengah medan pertempuran dengan hanya berbekal tekad, semangat dan sebuah bambu runcing. Baik... silakan tebak, apa yang akan terjadi dengan pejuang kemerdekaan tersebut?. bila anda sering menonton film RAMBO, anda mungkin akan beranggapan bahwa pejuang kemerdekaan tersebut akan menang melawan satu batalyon tentara musuh. Tapi, apabila analisa anda cukup tajam, dan anda lebih sering melihat kenyataan hidup yang relevan daripada sebuah film ACTION HOLLYWOOD, anda mungkin akan memprediksi bahwa pejuang kemerdekaan itu akan langsung mati di tengah medan pertempuran sebelum sampai ke batalyon musuh. Yap, seperti itulah gambaran nya. keyakinan yang terlalu besar yang tidak di landasi dengan analisa keadaan yang tajam.
Baik... kembali ke pokok permasalahan. Si
Purnomo, terlalu yakin bahwa dia akan mencapai hasil produksi yang bagus tanpa
mempertimbangkan keadaan saat itu. akhirnya, benar !!!. tujuan nya gagal
terlaksana dan dia kehilangan kendali diri dan marah besar. Kemarahan dia di
sebabkan karena beragam gangguang kecil yang datang setiap waktu dia
menjalankan mesin. Gangguan kecil tersebut tidak di inginkan nya. di benci
nya... !!!. pada saat muncul gangguan pertama, dia tidak terlalu marah dan
tidak terlalu bersedih. Dia hanya bersungut- sungut sambil mengucapkan kata-
kata kotor. Setelah gangguan kedua sampai gangguan ke 10 datang, dia mulai
bertindak tidak karuan. Hingga di klimaks nya, gangguan ke 15 datang, dan dia
tidak bisa menahan dirinya dan akhirnya dia marah- marah sangat mirip dengan
orang gila. Untung saja jabatan si Purnomo di perusahaan rokok tempat saya
bekerja hanyalah sebagai operator. APABILA, jabatan si Purnomo sebagai CEO,
dengan sikap seperti itu !?, apa yang terjadi pada perusahaan yang di kelola
nya?. pasti dalam waktu setengah tahun, perusahaan itu akan gulung tikar.
Sebuah kesedihan itu datang karena keinginan
yang tidak sejalan dengan kenyataan hidup. Kesedihan yang berlarut- larut, yang
semakin menumpuk, akan menyebabkan seseorang kehilangan kendali diri. Bila
kendali diri hilang, aktivitas dan tanggung jawab pekerjaan yang seharusnya di
laksanakan nya tidak akan berjalan dengan baik dan benar. Apalagi, apabila kita
berbicara mengenai tanggung jawab manajemen. Seorang manajer harus bersikap
tenang menghadapi berbagai macam situasi agar tidak kehilangan kendali diri.
Bagi seorang manajer, yang sering bekerja untuk membuat keputusan, akan sangat
berbahaya apabila dia berfikir dan mengambil keputusan pada saat dia marah.
Keputusan yang di ambil saat manusia marah, 85% akan salah.
Saya lebih senang mengangkat suatu beban
sesuai dengan kemampuan saya. apabila saya merasa tidak mampu melakukan nya,
saya tidak akan mengangkat nya. asumsi mengenai hal yang saya katakan ini
memang relative (tergantung orang yang menjalankan pekerjaan dalam mengangkat
beban itu). apabila seorang kuli bangunan, dia akan merasa lebih baik
mengangkat beban melebihi kemampuan nya agar tugas nya selesai lebih cepat, dan
mendapatkan hasil yang banyak. Hal ini di karenakan; resiko seorang kuli
bangunan –atau orang yang memiliki pekerjaan sejenis- tidak akan mendapatkan
resiko yang besar apabila beban yang di angkatnya jatuh. Dan apabila beban yang
di angkatnya itu cukup berat, dan di tengah perjalanan dia merasa tidak mampu
untuk melanjutkan mengangkat beban tersebut, dia bisa dengan mudah menaruhnya dengan pelan- pelan ke lantai agar
tidak pecah atau rusak. Tapi, apabila seorang manajer –apalagi manajer proyek-
bekerja dengan sudut pandang seperti ini, mentargetkan sesuatu yang di luar
kemampuan nya atau dengan kemampuan yang pas- pas an saja, organisasi yang di
kelola nya tidak akan berhasil berkembang/ maju/ berdiri. Sedikit kesalahan
perencanaan dalam sebuah organisasi, akan menyebabkan kerugian yang besar. Oleh
sebab itu, manajer proyek selalu melakukan beragam antisipasi agar seluruh
perencanaan utamanya bisa berhasil.
Kembali pada faktor kesedihan. Saya ulangi
lagi kalimat di atas; kesedihan itu datang karena keinginan yang tidak sejalan
dengan kenyataan hidup. Kita lebih baik menargetkan sesuatu dengan relevan
daripada berjuang dengan penuh keyakinan –saja- untuk mencapai target yang
dimana kemampuan yang baru kita miliki memiliki peluang kecil untuk
keberhasilan dari target tersebut.
Tapi... bagaimana bila kita dalam posisi yang
sudah wajar, tapi ternyata ada hal buruk yang datang kepada kita, sehingga
menyakiti hati dan perasaan kita !?. artinya; ada sebuah musibah yang datang.
Atau, ada sesuatu hal yang tidak kita inginkan, sehingga membuat hati kita
kecewa dan bersedih.
Baik... kita kecewa dan bersedih di sebabkan
karena manusia memikirkan mengenai hal baik yang menurutnya pantas di dapatkan
nya. sebagai suatu contoh; seorang karyawan sudah bekerja sesuai dengan
prosedur kerja. Tapi, ada atasan yang kolot dan naif yang tiba- tiba datang
memarahinya. Karyawan itu akan bersedih karena mengingat dan terus beranggapan
bahwa “hal yang dilakukan nya sudah benar dan dia tidak seharusnya mendapatkan
kemarahan dari atasan tersebut”. itulah yang menyebabkan kesedihan nya.
kesedihan itu datang karena keinginan yang tidak sejalan dengan kenyataan
hidup. Tapi, apabila anda berpandangan bahwa; dunia ini memang cacat dan tidak
pernah adil, anda memang di takdirkan bertemu dengan orang- orang gila, anda
memang seharusnya memang bertemu dengan orang- orang yang suatu hari akan
mengecewakan anda, hati anda memang seharusnya di sakiti, dan semua kesedihan
di dunia ini merupakan konsekuensi anda dalam hidup, maka dengan itu semua,
kesedihan anda akan sedikit terobati.
Kemudian, cobalah menikmati semua hal yang
buruk, tidak adil, jelek, dll dengan senang hati. Nikmati semua itu. pandanglah
semua itu dengan senang hati. Nikmati segala kekurangan rekan anda. dengan itu
semua, anda akan lebih mudah melalui hal buruk yang sedang terjadi.
0 comments:
Posting Komentar