Minggu, 30 Desember 2012

Kesedihan dan Kemarahan

KESEDIHAN DAN KEMARAHAN

Artikel ini berisi mengenai:
Bagaimana sikap manusia untuk mengatasi kesedihan dan kemarahan yang berlarut- larut timbul dalam waktu lama. apa penyebab kesedihan tersebut datang. Bagaimana pola kesedihan dan penderitaan tersebut terbentuk. Apa perbedaan antara marah dan sedih. Apa tindakan/ prilaku manusia agar kesedihan atau kemarahan tidak menginggapinya.

KESEDIHAN DAN KEMARAHAN

Pernah suatu hari, saat saya bekerja di perusahaan rokok, saya mendapati rekan saya yang bernama Purnomo kehilangan kendali diri dan marah besar. Dia membanting rak rokok dan
berbagai macam perlengkapan alat tulis lain nya ke lantai sambil berteriak sangat kencang seperti orang gila. Kejadian nya bermula ketika dia mengendalikan sebuah mesin pembuat filter rokok dan menginginkan mesin itu bisa lancar –setidak nya dalam 8 jam, mesin itu hanya akan mengalami berhenti produksi sebanyak 15 menit saja. Namun, keinginan dia itu memiliki peluang yang sangat kecil untuk terwujud. Mengingat mesin yang di kendalikan nya termasuk mesin yang baru, maka akan sangat sering terjadi kemacetan –dalam istilah operasional produksi hal ini di namakan “jam” atau “mesin berhenti” karena suatu problem. Peluang kemacetan akan lebih besar karena dari kondisi mesin sebelumnya –yang merupakan mesin baru- belum mengalami kestabilan. Saya melihat, bahwa rekan saya yang bernama Purnomo tersebut adalah seorang pekerja keras yang memiliki keyakinan tinggi dalam mencapai keberhasilan yang di inginkan nya. Namun sayang, dia hanya berbekal keyakinan yang terlalu tinggi saja. Tidak membekali dirinya dengan analisa keadaan yang tajam. Seperti hal nya sebuah contoh; seorang pejuang kemerdekaan yang maju ke tengah medan pertempuran dengan hanya berbekal tekad, semangat dan sebuah bambu runcing. Baik... silakan tebak, apa yang akan terjadi dengan pejuang kemerdekaan tersebut?. bila anda sering menonton film RAMBO, anda mungkin akan beranggapan bahwa pejuang kemerdekaan tersebut akan menang melawan satu batalyon tentara musuh. Tapi, apabila analisa anda cukup tajam, dan anda lebih sering melihat kenyataan hidup yang relevan daripada sebuah film ACTION HOLLYWOOD, anda mungkin akan memprediksi bahwa pejuang kemerdekaan itu akan langsung mati di tengah medan pertempuran sebelum sampai ke batalyon musuh. Yap, seperti itulah gambaran nya. keyakinan yang terlalu besar yang tidak di landasi dengan analisa keadaan yang tajam.
Baik... kembali ke pokok permasalahan. Si Purnomo, terlalu yakin bahwa dia akan mencapai hasil produksi yang bagus tanpa mempertimbangkan keadaan saat itu. akhirnya, benar !!!. tujuan nya gagal terlaksana dan dia kehilangan kendali diri dan marah besar. Kemarahan dia di sebabkan karena beragam gangguang kecil yang datang setiap waktu dia menjalankan mesin. Gangguan kecil tersebut tidak di inginkan nya. di benci nya... !!!. pada saat muncul gangguan pertama, dia tidak terlalu marah dan tidak terlalu bersedih. Dia hanya bersungut- sungut sambil mengucapkan kata- kata kotor. Setelah gangguan kedua sampai gangguan ke 10 datang, dia mulai bertindak tidak karuan. Hingga di klimaks nya, gangguan ke 15 datang, dan dia tidak bisa menahan dirinya dan akhirnya dia marah- marah sangat mirip dengan orang gila. Untung saja jabatan si Purnomo di perusahaan rokok tempat saya bekerja hanyalah sebagai operator. APABILA, jabatan si Purnomo sebagai CEO, dengan sikap seperti itu !?, apa yang terjadi pada perusahaan yang di kelola nya?. pasti dalam waktu setengah tahun, perusahaan itu akan gulung tikar.

Sebuah kesedihan itu datang karena keinginan yang tidak sejalan dengan kenyataan hidup. Kesedihan yang berlarut- larut, yang semakin menumpuk, akan menyebabkan seseorang kehilangan kendali diri. Bila kendali diri hilang, aktivitas dan tanggung jawab pekerjaan yang seharusnya di laksanakan nya tidak akan berjalan dengan baik dan benar. Apalagi, apabila kita berbicara mengenai tanggung jawab manajemen. Seorang manajer harus bersikap tenang menghadapi berbagai macam situasi agar tidak kehilangan kendali diri. Bagi seorang manajer, yang sering bekerja untuk membuat keputusan, akan sangat berbahaya apabila dia berfikir dan mengambil keputusan pada saat dia marah. Keputusan yang di ambil saat manusia marah, 85% akan salah.

Saya lebih senang mengangkat suatu beban sesuai dengan kemampuan saya. apabila saya merasa tidak mampu melakukan nya, saya tidak akan mengangkat nya. asumsi mengenai hal yang saya katakan ini memang relative (tergantung orang yang menjalankan pekerjaan dalam mengangkat beban itu). apabila seorang kuli bangunan, dia akan merasa lebih baik mengangkat beban melebihi kemampuan nya agar tugas nya selesai lebih cepat, dan mendapatkan hasil yang banyak. Hal ini di karenakan; resiko seorang kuli bangunan –atau orang yang memiliki pekerjaan sejenis- tidak akan mendapatkan resiko yang besar apabila beban yang di angkatnya jatuh. Dan apabila beban yang di angkatnya itu cukup berat, dan di tengah perjalanan dia merasa tidak mampu untuk melanjutkan mengangkat beban tersebut, dia bisa dengan mudah  menaruhnya dengan pelan- pelan ke lantai agar tidak pecah atau rusak. Tapi, apabila seorang manajer –apalagi manajer proyek- bekerja dengan sudut pandang seperti ini, mentargetkan sesuatu yang di luar kemampuan nya atau dengan kemampuan yang pas- pas an saja, organisasi yang di kelola nya tidak akan berhasil berkembang/ maju/ berdiri. Sedikit kesalahan perencanaan dalam sebuah organisasi, akan menyebabkan kerugian yang besar. Oleh sebab itu, manajer proyek selalu melakukan beragam antisipasi agar seluruh perencanaan utamanya bisa berhasil.

Kembali pada faktor kesedihan. Saya ulangi lagi kalimat di atas; kesedihan itu datang karena keinginan yang tidak sejalan dengan kenyataan hidup. Kita lebih baik menargetkan sesuatu dengan relevan daripada berjuang dengan penuh keyakinan –saja- untuk mencapai target yang dimana kemampuan yang baru kita miliki memiliki peluang kecil untuk keberhasilan dari target tersebut.

Tapi... bagaimana bila kita dalam posisi yang sudah wajar, tapi ternyata ada hal buruk yang datang kepada kita, sehingga menyakiti hati dan perasaan kita !?. artinya; ada sebuah musibah yang datang. Atau, ada sesuatu hal yang tidak kita inginkan, sehingga membuat hati kita kecewa dan bersedih.
Baik... kita kecewa dan bersedih di sebabkan karena manusia memikirkan mengenai hal baik yang menurutnya pantas di dapatkan nya. sebagai suatu contoh; seorang karyawan sudah bekerja sesuai dengan prosedur kerja. Tapi, ada atasan yang kolot dan naif yang tiba- tiba datang memarahinya. Karyawan itu akan bersedih karena mengingat dan terus beranggapan bahwa “hal yang dilakukan nya sudah benar dan dia tidak seharusnya mendapatkan kemarahan dari atasan tersebut”. itulah yang menyebabkan kesedihan nya. kesedihan itu datang karena keinginan yang tidak sejalan dengan kenyataan hidup. Tapi, apabila anda berpandangan bahwa; dunia ini memang cacat dan tidak pernah adil, anda memang di takdirkan bertemu dengan orang- orang gila, anda memang seharusnya memang bertemu dengan orang- orang yang suatu hari akan mengecewakan anda, hati anda memang seharusnya di sakiti, dan semua kesedihan di dunia ini merupakan konsekuensi anda dalam hidup, maka dengan itu semua, kesedihan anda akan sedikit terobati.
Kemudian, cobalah menikmati semua hal yang buruk, tidak adil, jelek, dll dengan senang hati. Nikmati semua itu. pandanglah semua itu dengan senang hati. Nikmati segala kekurangan rekan anda. dengan itu semua, anda akan lebih mudah melalui hal buruk yang sedang terjadi.

0 comments: