Rabu, 08 Mei 2013

Menghadapi Gejolak dan Stabilitas.

MENGHADAPI HAL BURUK YANG SEDANG ATAU AKAN TERJADI.

Artikel ini berisi tentang:
Mengatasi kegelisahan hati. Hal buruk yang terjadi –dan sering tidak di sadari- ketika seseorang mencoba menghilangkan kekhawatiran yang sedang di deranya. Menelaah kembali keragu- raguan yang bersifat abstrak atau memang nyata. Karya sartra orang- orang yang berpengaruh dalam mengartikan sebuah perencanaan strategis terhadap sebuah proyek yang akan di jalankan. Sikap terbaik ketika menghadapi situasi buruk yang benar- benar mendadak.
  
MENHADAPI GEJOLAK DAN STABILITAS.
Malam ini, saya sedang membuat sebuah rencana dalam bisnis saya. yah !, seperti biasa, saya selalu memakai waktu tengah malam untuk berfikir dan mengambil keputusan. Saya merasa lebih tenang, relax dan fokus di tengah malam seperti ini. Tapi, kali ini ada sebuah kekhawatiran yang tidak biasa sedang mendekap saya. Lama sebelumnya, saya sudah mencoba mencari tahu mengenai “apa kekhawatiran tersebut?”. namun, barulah malam ini saya mendapatkan jawabannya. Kekhawatiran saya ternyata adalah sebuah ketakutan mengenai trial, eror dan kegagalan yang menimpa saya nanti, ketika rencana yang saya buat akan saya laksanakan. Sungguh, malam ini kekhawatiran itu cukup memuncak dan membuat saya resah. Saya mencoba melambungkan imajinasi saya dan mencari jawabannya malam ini. dan, saya mendapatkannya.

Saya memprediksi, bahwa rencana yang akan saya jalankan akan berjalan dengan lancar. Adapun bila ada hambatan, hal tersebut telah saya perkirakan sebelumnya, sehingga saya bisa menanganinya dan kembali pada rencana inti. Yang saya takutkan sebenarnya adalah mengenai hambatan yang tidak terprediksi. Sebuah jenis hambatan kecil namun fatal, dan bisa menghancurkan rencana utama. sungguh, saya baru menyadari, kesalahan saya adalah memikirkan tentang bagaimana caranya agar tidak gagal. Saya berfikir mengenai hambatan apa saja yang akan muncul. Semakin saya memikirkannya, semakin banyak referensi yang di berikan oleh otak saya. saya berfikir mengenai sebuah rencana pemasaran. Tentu sebagai seseorang yang mengelola resiko, saya harus memperhitungkan segala aspek resiko yang mungkin akan muncul. Tapi, karena hal yang saya lakukan hari ini adalah sebuah rencana besar, saya  menjadi semakin takut untuk gagal. Karena mengingat apabila rencana ini gagal, kerugian yang saya derita sangatlah banyak. Karena ketakutan inilah, otak saya tidak bekerja dengan semestinya. Biasanya, saya hanya memprediksi resiko pokok/ fatal saja –resiko kecil tidak terlalu saya perhitungakan karena saya anggap bahwa dalam setiap langkah selalu ada resiko yang menyertainya. Jadi, pemecahan masalah ini bukan terletak pada pengelolaan resiko yang mendetail. Tapi, mengenai meredam ketakutan yang tidak seharusnya.

Tapi, ketakutan saya sebenarnya cukup beralasan. Ada sebuah batu sandungan yang terlihat kecil/ tidak terprediksi, yang bisa mengakibatkan HANCURNYA RENCANA UTAMA. Sepertihalnya sebuah penyakit kronis yang tidak kita ketahui. Setelah tiba saatnya datang, penyakit tersebut baru bisa terlihat. Setelah terlihat, sudah terlambat bagi kita untuk mengobatinya. Parahnya lagi, bila penyakit tersebut tidak ada obatnya setelah sekian lama bersemayam dan berkembang menjadi ganas di dalam tubuh. Hey... Orang sukses di dunia ini bukan hanya orang yang berani maju dan pandai di bidang perencanaan. Tapi juga orang yang beruntung. Kita tidak bisa lepas dari keberuntungan untuk sukses. Apabila kita telah memprediksi sebuah resiko, YA SUDAH... !, kita tinggal menjalaninya. Apabila ada resiko fatal yang tidak bisa kita prediksi sebelumnya, yang harus kita lakukan adalah bersikap NEKAT/ melakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk menanganinya. Apabila kita tidak mampu atau kalah dengan keadaan, Yap... TERIMA SAJA KEKALAHAN KITA. Hal yang saya katakan di atas bukan sebuah teori dengan pandangan yang sempit. Kebanyakan orang tidak menyukai teori yang saya kemukakan, dan terus mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. tapi, sampai saat ini, tidak ada manusia yang mampu menemukannya dan membuktikannya secara ilmiah. Teori diatas saya cuplikan dari buku I’ll Principe (The Prince/ Sang Pangeran), karya Nicolo Machiavelli (1469- 1527). Seorang teoritikus Politik di zaman Renaisance italia. Yang dengan teori tersebut, mengalihkan skema politik klasik ke skema politik modern (Hanya saja saya menggunakan kalimat saya sendiri agar anda sekalian mudah memahaminya. Karena, tata bahasa italia klasik di tahun 1500 an, yang hanya di terjemahkan ke dalam bahasa inggris lalu ke bahasa indonesia dengan baku, akan kehilangan makna kata yang sebenarnya). Bila anda memiliki bukunya, coba lihat BAB XXV; Takdir apa yang bisa mempengaruhi urusan manusia dan bagaimana mempertahankannya. Machiavelli berkata: “Bagi saya sendiri, saya pikir lebih baik untuk bersikap nekat daripada hati- hati, karena takdir adalah perempuan, dan jika anda ingin mengatur- aturnya dan menyalahgunakan dirinya, tampaknya dia akan membiarkan dirinya dikuasai oleh orang- orang yang berjiwa petualang ketimbang oleh mereka yang pergi bekerja dengan hati dingin”. Artinya; ketika sebuah keadaan yang tidak di inginkan (keadaan buruk) muncul dengan tiba- tiba, kita akan ‘TIDAK AKAN MEMILIKI BANYAK WAKTU’ untuk berfikir dan melakukan hal dengan benar. Karena waktu kita terbatas dan sempit. Apabila kita tidak bergerak dengan segera, maka keadaan tersebut akan menghancurkan diri kita. tapi, apabila kita bergerak (melakukan aksi) dengan NEKAT dan TIDAK PERLU BERHATI- HATI (yang berarti, tidak perlu berfikir panjang lebar), bisa jadi kita memiliki peluang untuk mengubah keadaan yang buruk tersebut dengan mengandalkan keberuntungan. Apabila kita berhati- hati dan befikir panjang lebar, maka kita akan HANCUR. Karena, keadaan tidak mengijinkan kita memiliki banyak waktu untuk berfikir.  *** Kalimat diatas cukup rancu apabila anda tidak tajam mengartikan satu persatu kata demi kata ***.

Tapi.... tidak perlu terlalu risau menghadapi hal ini. Jaman kita telah berubah, dan keadaan kitapun saat ini tidak dalam masa perang yang para pemainnya perlu saling membunuh. Satu hal yang perlu kita ketahui; “harapan itu selalu ada selama manusia masih hidup. Dan apa yang dicita- citakannya akan berhasil di gapai selama dia terus berusaha dan mencoba”. Kita buat semua ini sederhana saja; apabila anda menghadapi kegagalan, berjuanglah lagi. Harapan itu selalu ada selama manusia hidup. Tidak perlu bunuh diri. Orang yang bunuh diri adalah orang lemah menghadapi kenyataan!!!.. (dikatakan oleh kaisar Meiji kepada para pelajar Middle School dan High School di Jepang ketika banyak dari mereka bunuh diri karena tidak mendapatkan ranking 1 atau gagal dalam cita- citanya).

Kesimpulan dalam hal ini adalah; apabila keadaan stabil, cukup mudah bagi kita untuk mengendalikannya. Tapi, kebesaran seseorang itu diukur ketika menghadapi masalah. Lakukan apa yang harus Anda lakukan apabila anda sedang menghadapi gejolak dalam sebuah keadaan. LAKUKAN APA SAJA untuk menyelamatkan diri anda dan organisasi yang Anda pimpin. Dan apabila anda menemui hal yang sangat buruk (masalah yang sangat besar) dan MENDESAK; lakukan tindakan dengan segera. Jangan biarkan ‘waktu’ terlebih dahulu menghancurkan anda.

0 comments: