MENGHADAPI HAL BURUK YANG SEDANG ATAU
AKAN TERJADI.
Artikel ini berisi tentang:
Mengatasi
kegelisahan hati. Hal buruk yang terjadi –dan sering tidak di sadari- ketika
seseorang mencoba menghilangkan kekhawatiran yang sedang di deranya. Menelaah
kembali keragu- raguan yang bersifat abstrak atau memang nyata. Karya sartra
orang- orang yang berpengaruh dalam mengartikan sebuah perencanaan strategis
terhadap sebuah proyek yang akan di jalankan. Sikap terbaik ketika menghadapi
situasi buruk yang benar- benar mendadak.
MENHADAPI GEJOLAK DAN STABILITAS.
Malam
ini, saya sedang membuat sebuah rencana dalam bisnis saya. yah !, seperti
biasa, saya selalu memakai waktu tengah malam untuk berfikir dan mengambil
keputusan. Saya merasa lebih tenang, relax dan fokus di tengah malam seperti
ini. Tapi, kali ini ada sebuah kekhawatiran yang tidak biasa sedang mendekap
saya. Lama sebelumnya, saya sudah mencoba mencari tahu mengenai “apa
kekhawatiran tersebut?”. namun, barulah malam ini saya mendapatkan jawabannya.
Kekhawatiran saya ternyata adalah sebuah ketakutan mengenai trial, eror dan
kegagalan yang menimpa saya nanti, ketika rencana yang saya buat akan saya
laksanakan. Sungguh, malam ini kekhawatiran itu cukup memuncak dan membuat saya
resah. Saya mencoba melambungkan imajinasi saya dan mencari jawabannya malam
ini. dan, saya mendapatkannya.
Saya
memprediksi, bahwa rencana yang akan saya jalankan akan berjalan dengan lancar.
Adapun bila ada hambatan, hal tersebut telah saya perkirakan sebelumnya,
sehingga saya bisa menanganinya dan kembali pada rencana inti. Yang saya
takutkan sebenarnya adalah mengenai hambatan yang tidak terprediksi. Sebuah
jenis hambatan kecil namun fatal, dan bisa menghancurkan rencana utama.
sungguh, saya baru menyadari, kesalahan saya adalah memikirkan tentang
bagaimana caranya agar tidak gagal. Saya berfikir mengenai hambatan apa saja
yang akan muncul. Semakin saya memikirkannya, semakin banyak referensi yang di
berikan oleh otak saya. saya berfikir mengenai sebuah rencana pemasaran. Tentu
sebagai seseorang yang mengelola resiko, saya harus memperhitungkan segala
aspek resiko yang mungkin akan muncul. Tapi, karena hal yang saya lakukan hari
ini adalah sebuah rencana besar, saya menjadi semakin takut untuk gagal. Karena
mengingat apabila rencana ini gagal, kerugian yang saya derita sangatlah
banyak. Karena ketakutan inilah, otak saya tidak bekerja dengan semestinya.
Biasanya, saya hanya memprediksi resiko pokok/ fatal saja –resiko kecil tidak terlalu
saya perhitungakan karena saya anggap bahwa dalam setiap langkah selalu ada
resiko yang menyertainya. Jadi, pemecahan masalah ini bukan terletak pada
pengelolaan resiko yang mendetail. Tapi, mengenai meredam ketakutan yang tidak
seharusnya.
Tapi,
ketakutan saya sebenarnya cukup beralasan. Ada sebuah batu sandungan yang
terlihat kecil/ tidak terprediksi, yang bisa mengakibatkan HANCURNYA RENCANA
UTAMA. Sepertihalnya sebuah penyakit kronis yang tidak kita ketahui. Setelah
tiba saatnya datang, penyakit tersebut baru bisa terlihat. Setelah terlihat,
sudah terlambat bagi kita untuk mengobatinya. Parahnya lagi, bila penyakit
tersebut tidak ada obatnya setelah sekian lama bersemayam dan berkembang
menjadi ganas di dalam tubuh. Hey... Orang sukses di dunia ini bukan hanya
orang yang berani maju dan pandai di bidang perencanaan. Tapi juga orang yang
beruntung. Kita tidak bisa lepas dari keberuntungan untuk sukses. Apabila kita
telah memprediksi sebuah resiko, YA SUDAH... !, kita tinggal menjalaninya.
Apabila ada resiko fatal yang tidak bisa kita prediksi sebelumnya, yang harus
kita lakukan adalah bersikap NEKAT/ melakukan apapun yang bisa kita lakukan
untuk menanganinya. Apabila kita tidak mampu atau kalah dengan keadaan, Yap...
TERIMA SAJA KEKALAHAN KITA. Hal yang saya katakan di atas bukan sebuah teori
dengan pandangan yang sempit. Kebanyakan orang tidak menyukai teori yang saya
kemukakan, dan terus mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. tapi,
sampai saat ini, tidak ada manusia yang mampu menemukannya dan membuktikannya secara
ilmiah. Teori diatas saya cuplikan dari buku I’ll Principe (The Prince/ Sang
Pangeran), karya Nicolo Machiavelli (1469- 1527). Seorang teoritikus Politik di
zaman Renaisance italia. Yang dengan teori tersebut, mengalihkan skema politik
klasik ke skema politik modern (Hanya saja saya menggunakan kalimat saya
sendiri agar anda sekalian mudah memahaminya. Karena, tata bahasa italia klasik
di tahun 1500 an, yang hanya di terjemahkan ke dalam bahasa inggris lalu ke
bahasa indonesia dengan baku, akan kehilangan makna kata yang sebenarnya). Bila
anda memiliki bukunya, coba lihat BAB XXV; Takdir apa yang bisa mempengaruhi
urusan manusia dan bagaimana mempertahankannya. Machiavelli berkata: “Bagi saya
sendiri, saya pikir lebih baik untuk bersikap nekat daripada hati- hati, karena
takdir adalah perempuan, dan jika anda ingin mengatur- aturnya dan
menyalahgunakan dirinya, tampaknya dia akan membiarkan dirinya dikuasai oleh
orang- orang yang berjiwa petualang ketimbang oleh mereka yang pergi bekerja
dengan hati dingin”. Artinya; ketika sebuah keadaan yang tidak di inginkan
(keadaan buruk) muncul dengan tiba- tiba, kita akan ‘TIDAK AKAN MEMILIKI BANYAK
WAKTU’ untuk berfikir dan melakukan hal dengan benar. Karena waktu kita
terbatas dan sempit. Apabila kita tidak bergerak dengan segera, maka keadaan
tersebut akan menghancurkan diri kita. tapi, apabila kita bergerak (melakukan
aksi) dengan NEKAT dan TIDAK PERLU BERHATI- HATI (yang berarti, tidak perlu
berfikir panjang lebar), bisa jadi kita memiliki peluang untuk mengubah keadaan
yang buruk tersebut dengan mengandalkan keberuntungan. Apabila kita berhati-
hati dan befikir panjang lebar, maka kita akan HANCUR. Karena, keadaan tidak
mengijinkan kita memiliki banyak waktu untuk berfikir. *** Kalimat diatas cukup rancu apabila anda
tidak tajam mengartikan satu persatu kata demi kata ***.
Tapi....
tidak perlu terlalu risau menghadapi hal ini. Jaman kita telah berubah, dan
keadaan kitapun saat ini tidak dalam masa perang yang para pemainnya perlu
saling membunuh. Satu hal yang perlu kita ketahui; “harapan itu selalu ada
selama manusia masih hidup. Dan apa yang dicita- citakannya akan berhasil di
gapai selama dia terus berusaha dan mencoba”. Kita buat semua ini sederhana
saja; apabila anda menghadapi kegagalan, berjuanglah lagi. Harapan itu selalu
ada selama manusia hidup. Tidak perlu bunuh diri. Orang yang bunuh diri adalah
orang lemah menghadapi kenyataan!!!.. (dikatakan oleh kaisar Meiji kepada para
pelajar Middle School dan High School di Jepang ketika banyak dari mereka bunuh
diri karena tidak mendapatkan ranking 1 atau gagal dalam cita- citanya).
Kesimpulan
dalam hal ini adalah; apabila keadaan stabil, cukup mudah bagi kita untuk
mengendalikannya. Tapi, kebesaran seseorang itu diukur ketika menghadapi
masalah. Lakukan apa yang harus Anda lakukan apabila anda sedang menghadapi
gejolak dalam sebuah keadaan. LAKUKAN APA SAJA untuk menyelamatkan diri anda
dan organisasi yang Anda pimpin. Dan apabila anda menemui hal yang sangat buruk
(masalah yang sangat besar) dan MENDESAK; lakukan tindakan dengan segera.
Jangan biarkan ‘waktu’ terlebih dahulu menghancurkan anda.
0 comments:
Posting Komentar